A.
Pengertian
Psikologi Pendidikan
Ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam dunia
pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk
mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Definisi Awam Psikologi Pendidikan adalah Suatu cara untuk
mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang yang bertujuan untuk
mengembangkan atau mengubah kognisi danafeksi seseorang agar ia menjadi warga
negara yang baik.
Definisi Psikologi, adalah Cabang psikologi yang mengkhususkan diri
pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan
(Santrock).
B.
Objek
kajian Psikologi Pendidikan
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi
pendidikan menjadi tiga macam:
1.
Mengenai
“belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas
perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya.
2.
Mengenai
“proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam
kegiatan belajar peserta didik.
3.
Mengenai
“situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik
maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
C.
Kegunaan
Psikologi Pendidikan
1. Proses
Perkembangan Siswa
2. Cara Belajar
Siswa
3. Cara
Menghubungkan Mengajar dg Belajar
4. Pengambilan
Keputusan utk Pengelolaan PBM
D.
Pentingnya
Psikologi Pendidikan
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan kita dalam
memberikan pengajaran. Misalnya: stres, temperamen, situasi lingkungan dan lain
sebagainya.
Mengetahui bagaimana perkembangan anak,perkembangan kognitif,teori
belajar dan yang tidak kalah penting adalah psikologi sosial, sebab hubungan
siswa dan guru merupakan masalah sosial (Djiwandono,2006)
E.
Aspek
– Aspek Pendidikan
1)
Pendidikan Informal
Proses belajar
yang relatif tak disadari yang kemudian menjadi kecapakan dan sikap hidup
sehari-hari.
2)
Pendidikan Formal
Pendidikan yang
dilaksanakan dengan sengaja dengan tujuan dan bahan ajar yang dirumuskan secara
jelas dan diklasifikasikan secara tegas.
3)
Pendidikan Non Formal
Pendidikan yang
dilaksanakan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat untuk termasuk dalam
jenjang pendidikan formal.
F.
Metode
Dalam Psikologi Pendidikan
1.
Metode Eksperimen
Metode ini dapat dilaksanakan dilaboratorium atau lapangan. Dalam
mempelajari suatu aktifitas atau proses tingkah laku, eksperimen merupakan
suatu metode yang ideal untuk mendapatkan hubungan antar fakta. Dalam penelitin
eksperimental objek yang akan diteliti dibagi kedalam dua kelompok, yakni :
kelompok percobaan (Eksperimental group), kelompok pembanding (control group).
Kelompok percobaan terdiri atas sejumlah orangyang tingkah lakunya diteliti
dengan perlakuan khusus dalam arti sesuai dengan data yang akan dihimpun.
Kelompok pembanding juga terdiri atas objek yang jumlah dan karakteristiknya
sama dengan kelompok percobaan, tetapi tingkah lakunya tidak diteliti dalam
arti tidak diberi perlakuan (treatment) seperti yang diberi kelompok percobaan.
Setelah eksperimen usai, data dari kelompok pembanding, lalu dianalisis,
ditafsirkan, dan disimpulakan dengan teknik statistik tertentu.
2.
Metode Kuisioner
Metode kuesioner (questionnaire) disebut “mail survey” karena
pelaksanaan penyebaran dan pengembaliannya sering dikirim ke dan dari responden
melalui jasa pos. Seorang peneliti psikologi pendidikan biasanya melakukan uji
coba (Try Out), caranya sejumlah kuesioner dibagi-bagikan kepada sejumlah orang
tertentu yang memiliki karakteristik sama dengan calon responden yang
sesungguhnya. Tujuannya, untuk memastikan apakah pertayaan-pertayaan dalam
kuesioner itu cukup jelas dan relevan untuk dijawab, dan untuk memperoleh
masukan yang mungkin bermanfaat bagi penyempurnaan kuesioner tersebut. Contoh
data yang dapat dihimpun dengan cara penyebaran adalah sebagai berikut :
a.
Karakteristik pribadi siswa sepertu
jenis kelamin, usia dan seterusnya tapi tidak termasuk nama.
b.
Latar belakang siswa, seperti latar
belakang keluarga, latar belakang pendidikan, Dsb.
c.
Perhatian siswa terhadap mata
pelajaran tertentu.
3.
Metode Studi Kasus
Study kasus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang
digunkan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi
seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Kesimpulan-kesimpulan yang
ditarik dari hasil study kasus biasanya sulit dijadikan tolak ukur yang berlaku
umum (digeneralisaikan), study tesebut sering diikuti dengan investigasi dan
survey lain yang berskala lebih besar. Tetapi, dalam hal subyek yang diteliti,
study kasus relative sama dengan metode penyelidikan klinis yakni hanya terdiri
atas seorang individu atau kelompok kecil individu.
4.
Metode Penyelidikan Klinis
Pada mulanya, metode penyelidikan klinis atau sebut saja metode
klinis (clinical method) hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau
psikiater. Dalam metode ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan
penyakit klainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan (psicological
treatment) terhadap klainan jiwa tersebut. Metode penyelidik dan klinis pada
umumnya hanya diberlakukan untuk menyelidiki anak atau siswa yang mengalami
penyimpangan psikologis tak terkecuali penyimpangan perilaku (maladaptive
behavior ). Sasaran yang akan dicapai oleh penelitian dengan penggunaan dengan
metode klinis terutama untuk memastikan sebab-sebab timbulnya ketidak normalan
perilaku seorang siswa atau sekelompok kecil siswa
5.
Metode Observasi Naturalistik
Metode observasi naturalistik (naturalistic observation) adalah
sejenis observasi yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada
diluar objek yang diteliti atau ia tidak menempatkan diri sebagai orang yang
sedang melakukan penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masalah
psikologis yang tidak dapat dieksperimenkan, terutama karena alasan etika,
norma sosial, agama dan prikemanusiaan. Pada permasalahan demikian, para ahli
hanya mampu mengadakan pengamatan (observasi) serta mencatat kejadian-kejadian
untuk dianalisis, diteliti dan dicari kesimpulannya. Dalam hal penggunaannya
bagi kepentingan penelitian psikologi pendidikan, seorang peneliti atau guru
yang menjadi asistennya dapat mengaplikasikan metode observasi ilmiah itu lewat
kegiatan pengajaran atau belajar-mengajar dalam kelas–kelas regurer, yakni
kelas tetap dan biasa, bukan kelas yang diadakan secara khusus. Selama proses
belajar-mengajar berlangsung, jenis perilaku siswa yang diteliti (misalnya
kecepatan membaca) dicatat dalam lembar format observasi yang khusus dirancang
sesuai dengan data dan informasi yang akan dihimpun.
6.
Metode Korelasional
Metode yang mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih
kejadian karakteristik. Korelasi yang tampak antara dua kejadian tidak
menjustifikasi kesimpulan bahwa kejadia pertama menyebabkan munculnya kejadian
kedua.
G.
Manfaat
Metode Dalam Psikologi Pendidikan
1.
Mengetahui berbagai karakter sifat dan
watak kepribadian yang dimiliki oleh peserta didik.
2.
Memahami potensi dan gejala-gejala
yang tengah dihadapi oleh peserta didik pada saat proses pembelajaran
3. Mengarahkannya
ke hal-hal yang dapat membawa siswa kearah pembelajaran yang menyenangkan sesuai
dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik
No comments:
Post a Comment