Tuesday, February 7, 2017

Psikologi Pendidkan


A.    Pengertian Psikologi Pendidikan
Ilmu yang mempelajari  tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi  studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Definisi Awam Psikologi Pendidikan adalah Suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang yang bertujuan untuk mengembangkan atau mengubah kognisi danafeksi seseorang agar ia menjadi warga negara yang baik.
Definisi Psikologi, adalah Cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan (Santrock).

B.     Objek kajian Psikologi Pendidikan
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi tiga macam:
1.      Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya.
2.      Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik.
3.      Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.

C.     Kegunaan Psikologi Pendidikan
1. Proses Perkembangan Siswa
2. Cara Belajar Siswa
3. Cara Menghubungkan Mengajar dg Belajar
4. Pengambilan Keputusan utk Pengelolaan PBM

D.    Pentingnya Psikologi Pendidikan
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan kita dalam memberikan pengajaran. Misalnya: stres, temperamen, situasi lingkungan dan lain sebagainya.
Mengetahui bagaimana perkembangan anak,perkembangan kognitif,teori belajar dan yang tidak kalah penting adalah psikologi sosial, sebab hubungan siswa dan guru merupakan masalah sosial (Djiwandono,2006)

E.     Aspek – Aspek Pendidikan
1)      Pendidikan Informal
Proses belajar yang relatif tak disadari yang kemudian menjadi kecapakan dan sikap hidup sehari-hari.
2)      Pendidikan Formal
Pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja dengan tujuan dan bahan ajar yang dirumuskan secara jelas dan diklasifikasikan secara tegas.
3)      Pendidikan Non Formal
Pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat untuk termasuk dalam jenjang pendidikan formal.

F.      Metode Dalam Psikologi Pendidikan

                              1.            Metode Eksperimen
Metode ini dapat dilaksanakan dilaboratorium atau lapangan. Dalam mempelajari suatu aktifitas atau proses tingkah laku, eksperimen merupakan suatu metode yang ideal untuk mendapatkan hubungan antar fakta. Dalam penelitin eksperimental objek yang akan diteliti dibagi kedalam dua kelompok, yakni : kelompok percobaan (Eksperimental group), kelompok pembanding (control group). Kelompok percobaan terdiri atas sejumlah orangyang tingkah lakunya diteliti dengan perlakuan khusus dalam arti sesuai dengan data yang akan dihimpun. Kelompok pembanding juga terdiri atas objek yang jumlah dan karakteristiknya sama dengan kelompok percobaan, tetapi tingkah lakunya tidak diteliti dalam arti tidak diberi perlakuan (treatment) seperti yang diberi kelompok percobaan. Setelah eksperimen usai, data dari kelompok pembanding, lalu dianalisis, ditafsirkan, dan disimpulakan dengan teknik statistik tertentu.
                              2.            Metode Kuisioner
Metode kuesioner (questionnaire) disebut “mail survey” karena pelaksanaan penyebaran dan pengembaliannya sering dikirim ke dan dari responden melalui jasa pos. Seorang peneliti psikologi pendidikan biasanya melakukan uji coba (Try Out), caranya sejumlah kuesioner dibagi-bagikan kepada sejumlah orang tertentu yang memiliki karakteristik sama dengan calon responden yang sesungguhnya. Tujuannya, untuk memastikan apakah pertayaan-pertayaan dalam kuesioner itu cukup jelas dan relevan untuk dijawab, dan untuk memperoleh masukan yang mungkin bermanfaat bagi penyempurnaan kuesioner tersebut. Contoh data yang dapat dihimpun dengan cara penyebaran adalah sebagai berikut :
a.       Karakteristik pribadi siswa sepertu jenis kelamin, usia dan seterusnya tapi tidak termasuk nama.
b.      Latar belakang siswa, seperti latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, Dsb.
c.       Perhatian siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
                              3.            Metode Studi Kasus
Study kasus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang digunkan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari hasil study kasus biasanya sulit dijadikan tolak ukur yang berlaku umum (digeneralisaikan), study tesebut sering diikuti dengan investigasi dan survey lain yang berskala lebih besar. Tetapi, dalam hal subyek yang diteliti, study kasus relative sama dengan metode penyelidikan klinis yakni hanya terdiri atas seorang individu atau kelompok kecil individu.
                              4.            Metode Penyelidikan Klinis
Pada mulanya, metode penyelidikan klinis atau sebut saja metode klinis (clinical method) hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater. Dalam metode ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit klainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan (psicological treatment) terhadap klainan jiwa tersebut. Metode penyelidik dan klinis pada umumnya hanya diberlakukan untuk menyelidiki anak atau siswa yang mengalami penyimpangan psikologis tak terkecuali penyimpangan perilaku (maladaptive behavior ). Sasaran yang akan dicapai oleh penelitian dengan penggunaan dengan metode klinis terutama untuk memastikan sebab-sebab timbulnya ketidak normalan perilaku seorang siswa atau sekelompok kecil siswa
                              5.            Metode Observasi Naturalistik
Metode observasi naturalistik (naturalistic observation) adalah sejenis observasi yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada diluar objek yang diteliti atau ia tidak menempatkan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masalah psikologis yang tidak dapat dieksperimenkan, terutama karena alasan etika, norma sosial, agama dan prikemanusiaan. Pada permasalahan demikian, para ahli hanya mampu mengadakan pengamatan (observasi) serta mencatat kejadian-kejadian untuk dianalisis, diteliti dan dicari kesimpulannya. Dalam hal penggunaannya bagi kepentingan penelitian psikologi pendidikan, seorang peneliti atau guru yang menjadi asistennya dapat mengaplikasikan metode observasi ilmiah itu lewat kegiatan pengajaran atau belajar-mengajar dalam kelas–kelas regurer, yakni kelas tetap dan biasa, bukan kelas yang diadakan secara khusus. Selama proses belajar-mengajar berlangsung, jenis perilaku siswa yang diteliti (misalnya kecepatan membaca) dicatat dalam lembar format observasi yang khusus dirancang sesuai dengan data dan informasi yang akan dihimpun.
                              6.            Metode Korelasional
Metode yang mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian karakteristik. Korelasi yang tampak antara dua kejadian tidak menjustifikasi kesimpulan bahwa kejadia pertama menyebabkan munculnya kejadian kedua.

G.    Manfaat Metode Dalam Psikologi Pendidikan
                              1.            Mengetahui berbagai karakter sifat dan watak kepribadian yang dimiliki oleh peserta didik.
                              2.            Memahami potensi dan gejala-gejala yang tengah dihadapi oleh peserta didik pada saat proses pembelajaran
            3.  Mengarahkannya ke hal-hal yang dapat membawa siswa kearah pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik

No comments:

Post a Comment