A.
Karakteristik peserta didik
·
Umum: umur, budaya, suku, agama, gender,
latar belakang status sosial
·
Khusus: gaya belajar, kecerdasan,
lingkungan belajar
B.
Kunci keberhasilan analisis peserta didik
1, Karakteristik Umum (General
Characteristics)
1) Usia
Studi tentang pembelajaran bahasa Inggris,
dimana anak 12 tahun dikelompokkan dengan
usia 18-20 tahun. Hasilnya, kurang dari 50 % anak yang mampu bertahan hingga
evaluasi akhir program. Padahal metode sudah dibuat sevariatif mungkin dan lingkungan
kelas yang menyenangkan. Perbedaan umur menentukan adanya perbedaan
perkembangan intelektual. (Studi Piaget tentang perkembangan intelektual anak
).
2) Jenis Kelamin
Studi terhadap pembelajaran berbasis masalah di
UEA menunjukkan bahwa kelompok wanita lebih produktif dan oleh karena itu
mempunyai skor motivasi, kohesi, interaksi dan elaborasi yang secara signifikan
lebih tinggi dari pada kelompok pria. Pengelompokan ini akan berdampak pada
peningkatan motivasi dan perhatian belajar
2, Kemampuan
Awal Khusus (Specific Entry Competenceis)
Kemampuan Awal Khusus
(Specific Entry Competenceis): Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki/ belum
dimiliki peserta didik: pengetahuan prasyarat, kemampuan yang ditargetkan dan
sikap. Guru harus memahami kompetensi awal peserta didik sebelum mengikuti
pembelajaran yang diberikan. Mereka datang ke kelas dengan membawa pengetahuan,
ketrampilan, keyakinan, sikap yang berbeda-beda. Hal ini mempengaruhi bagaimana
mereka hadir, menafsirkan dan mengelola informasi yang diperoleh. Cara
mengetahui kemampuan awal :
1.
Pertanyaan Informal
Menanyakan topik-topik tertentu dalam kelas
2.
Tes Formal/tes formal yang dikembangkan
sebelumnya
3.
Tes Prasyarat (apakah peserta didik
mempunyai pengetahuan prasyarat untuk memulai sebuah pembelajaran).
3, Gaya
Belajar (Learning Styles)
Gaya belajar adalah cara
tertentu dimana seorang individu belajar. Cara yang disukai atau terbaik untuk
berfikir, memproses informasi dan mendemonstrasikan pembelajaran. Alat yang
dipilih individu dalam memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Kebiasan,
strategi, atau perilaku mental yang teratur tentang belajar. (Pritchard, 2009)
atau bisa juga ciri-ciri psikologis yang mempengaruhi bagaimana pandangan
dan respon peserta didik pada berbagai stimulus yang diberikan
Macam – macam gaya
belajar :
(1). Visual Learners
Mereka belajar sesuatu paling baik melalui
penglihatan. Memiliki kesulitan menyerap informasi melalui presentasi verbal
tanpa disertai dengan gambar-gambar visual. Perlu alat bantu visual atau alat
peraga yang dapat mereka lihat dan saksikan secara langsung. Cara belajar
mereka :
•
Mengingat apa yang dilihat daripada yang
didengar,
•
Suka mencoret-coret sesuatu
•
Pembaca cepat dan tekun
•
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
•
Rapi dan teratur
•
Mementingkan penampilan
•
Teliti terhadap detail
•
Pengeja yang baik
•
Lebih memahami gambar dan bagan dari pada
instruksi tertulis
•
Tahu apa yang harus dikatakan, tetapi
tidak terpikir kata yang tepat
•
Biasanya tidak tertanggu oleh keributan
•
Mengingat dengan asosiasi visual
(2). Auditory Learners
Mereka belajar sesuatu paling baik melalui
pendengaran. Lebih suka penyajian materi lewat ceramah dan diskusi. Biasanya
terfokus pada satu masalah dalam satu waktu, mudah kehilangan konsentrasi jika
ada gangguan, tidak suka pada kelompok besar dan tugas berbasis proyek. Cara
mereka belajar :
•
Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan
•
Menggerakkan bibir dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca
•
Senang membaca dengan keras dan
mendengarkan
•
Dapat mengulangi kembali dan menirukan
nada, irama dan warna suara
•
Bagus dalam bicara dan bercerita
•
Berbicara dengan irama yang terpola
•
Mengingat apa yang didiskusikan dari pada
yang dilihat
•
Suka berbicara, berdiskusi dan
menjelaskan sesuatu panjang lebar
•
Lebih pandai mengeja dengan keras dari
pada menuliskannya
•
Suka musik dan bernyanyi
•
Tidak bisa diam dalam waktu lama
•
Suka mengerjakan tugas kelompok
(3). Kinesthetic Learners
Mereka melakukan aktifitas secara fisik, senang
berpindah dan bergerak selama pembelajaran. Gemar menulis dengan tangan dan
yang terpenting adalah menggunakan anggota tubuh dalam belajar. Mereka senang
bergerak, menggoyangkan kepala, tangan, kaki. Mereka senang dengan metode
bermain peran, dominan pada mapel olah raga, seni acting dan teater. Cara
mereka belajar :
•
Selalu berorientasi fisik dan banyak
bergerak
•
Berbicara dengan perlahan
•
Suka menggunakan berbagai peralatan dan
media
•
Menyentuh orang untuk mendapatkan
perhatian mereka
•
Berdiri dekat ketika berbicara dengan
orang
•
Belajar melalui praktek
•
Menghafal dengan cara berjalan dan
melihat
•
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika
membaca
•
Banyak menggunakan isyarat tubuh
•
Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama
•
Ingin melakukan segala sesuatu
•
Menyukai permainan dan olah raga
4. Kecerdasan
Jamak (Multiple Intellegences)
“Berbagai kemampuan,
ketrampilan atau bakat yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi”. Dicetuskan
oleh Howard Gardner (1983) mencakup 7 kecerdasan: verbal-linguistik,
matematik-logik, badaniah-kinestetik,
visual-spasial, berirama-musik, interpersonal, dan intrapersonal. Dia
menambahkan satu kecerdasan lagi (1999), yaitu kecerdasan naturalistik, dan
memungkinkan adanya kecerdasan eksistensial yang dikenal dengan istilah
kecerdasan setengah (half intellegence).
Dinamakan demikian karena dia belum sepenuhnya memiliki data autentik
yang mengisyaratkan secara ilmiah kecerdasan eksistensial menjadi salah satu
bagian kecerdasan jamak.
Pengelompokkan
kecerdasan jamak :
1. Domain Interaktif
Merujuk kepada kemampuan
individu untuk berinteraksi dengan individu lain dengan menggunakan kecerdasan
verbal- linguistik, interpersonal, dan badaniah-kinestetik yang dimiliki.Verbal:
Kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis. Linguistik:
Kemampuan menggunakan bahasa. Badaniah-kinestetik:
Kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan
dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu.
Interpersonal: kemampuan memahami pikiran, sikap dan perilaku orang lain. Orang
yang memiliki kecerdasan rendah pada domain ini maka ia akan sulit berinteraksi
dengan orang lain.
Metode yang sesuai:
pembelajaran berbasis kerja, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan
pembelajaran kooperatif.
2. Domain Analitik
Merujuk pada kemampuan
untuk berfikir logis yang melibatkan alasan-alasan rasional yang mencakup
kecerdasan logis-matematik, berirama-musik, dan naturalis. Logis-matematik:
kemampuan untuk merangkaikan alasan-alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Berirama-musik:
kemampuan untuk berfikir dengan menggunakan musik, mendengarkan pola-pola dan
mengenal serta mungkin memanipulasinya. Naturalis: kemampuan untuk
membuat kategorisasi dan hierarki tentang suatu organisme, seperti tumbuhan,
binatang dan alam.
Metode yang sesuai:
problem solving, eksperimen, berpikir kritis, musik instrumental, sugestopedia,
belajar melalui alam, menggunakan tanaman sebagai media, darmawisata.
3. Domain Introspektif
Dapat dicapai dengan
proses afektif secara alamiah, artinya diperlukan keterlibatan aspek emosional
untuk melihat sesuatu lebih dalam dari sekedar memandang, tetapi mampu membuat
hubungan emosional antara apa yang
sedang terjadi dengan pengalaman masa lalu. Mencakup kecerdasan visual,
intrapersonal dan eksistensial. Mencakup kecerdasan visual-spasial:
kemampuan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat serta
mentransformasikan persepsi visual-spasial tersebut dalam berbagai bentuk. Kemampuan
ini mencakup kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, pola,
hubungan antar unsur-unsur. Kecerdasan intrapersonal: kemampuan memahami
diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Ia adalah kecerdasan
batin yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi,
merencanakan dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Kecerdasan
eksistensial-spiritual: kapasitas hidup manusia yang bersumber dari hati
yang dalam, yang terilhami dalam bentuk kodrat untuk dikembangkan dan
ditumbuhkan dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup. Merupakan kecerdasan yang
esensial dalam kehidupan manusia.
Metode yang sesuai:
membuat potongan kertas warna-warni, membuat visualisasi, pemetaan ide, poster,
sketsa, melakukan tugas mandiri, refleksi, pengungkapan perasaan, merespon
suatu peristiwa.
No comments:
Post a Comment