A.
Hakikat
pengalaman belajar
Pengalaman
belajar (Learning experience) adalah sejumlah aktifitas siswa yang dilakukan
untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Pengalaman belajar menurut Gagne ada delapan pengalaman
belajar, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kedelapan tipe belajar
disebutkan sebagai berikut :
·
Belajar
signal, yaitu belajar melalui isyarat atau tanda
·
Belajar
mereaksi rangsang perangsang melalui penguatan
·
Pengalaman
belajar membentuk rangkaian (chaining)
·
Belajar
asosiasi verbal, yaitu belajar dengan kata – kata jika ia menerima rangsangan
·
Belajar
membedakan atau diskriminasi, yaitu pengalaman belajar mengenal sesuatu karena
mempunyai kekhasan tertentu, walaupun seseorang itu menghadapi objek yang sama
namun tetap saja dapat membedakannya
·
Belajar
konsep adalah pengalaman belajar dengan menentukan ciri atau atribut dari objek
yang dipelajarinya sehingga objek tersebut ditempatkan dalam klasifikasi
tertentu
·
Belajar
aturan atau hukum
·
Belajar
problem solving
B.
Pertimbanan
dalam menentukan pengalaman belajar
Dalam
mengembangkan pengalaman belajar siswa ada beberapa hal – hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu :
·
Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan
dicapai
·
Dalam
sistem perencanaan dan desain pembelajaran tujuan merupakan komponen utama dan
pertama ynang harus dipikirkan oleh seorang desainer pembelajaran sehingga apa
yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan itu.
dilihat ari domainnya tujuan itu terdiri atas tujuan kognitif. Afektif dan
psikomotorik.
·
Sesuai
dengan jenis bahan atau materi pelajaran
·
Ketersediaan
sumber belajar
·
Pengalaman
belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa
Disamping
itu ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan manakala kita akan
mengembangkan pengalaman belajar, yaitu :
1)
Berorientasi
pada tujuan
Dalam sistem
pembelajaran tujuan merupakan komponen
yang utama. Efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari
keberhasilan siswa maencapai tujuan pembelajaran
2)
Aktivitas
Pengalaman
belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu.
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktifitas mental.
3)
Individualitas
Mengajar adalah
usaham=engembangkan etiap individu. Oleh karena itu pengalaman belajar
dirancang untuk setiap individu.
4)
Integritas
Mengajar harus
dipandang sebagi usaha mengambangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan
hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja. Akan tetapi juga meliputi aspek
afektif dan psikomotorik.
Oleh
karena itu merancang pengalaman belajar siswa harus dapat mengembangkan seluruh
aspek kepribadian siswa secara terintegritas. Ada sejumlah prinsip khusus untuk
merancang pengalaman belajar yaitu : interaktif, Inspiratif, Menyenangkan,
menantang dan motivasi.
C. Tahapan pengembangan pengalaman belajar
1. Tahap pra instruksional
Tahap ini
adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai peoses belajar dan
mengajar. Berfungsi untuk mengetahui persiapan sebelum pembelajaran dimulai dan
mengevaluasi materi sebelumnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh
guru atau siswa seperti :
a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak
hadir
b. Bertanya kepada siswa sampai manapembahasan pelajaran
sebelumnya.
c.Mengajukan
pertanyaan kepada siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan
sebelumnya
d.Memberi
kesempaatan kepada siswa untuk bertanya mengeania bahan pelajaran yang belum
dikuasainya.
e.Mengulang
kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup semua spek yang
telah dibahas sebelumnya.
2. Tahap Instruksional
Tahap kedua
adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan memberikan pengalaman
belajar pada siswa. Tahap ini berfungsi memberikan sebuah pengetahuan baru pada
bab selanjutnya. Tahap ini sangat tergantung pada straegi pembelajaran yang
akan diterapkan. Secara umum dapat didefinisikan beberapa kegiatan yaitu :
a.
Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicaapi siswa.
b.
Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
c.
Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi
d.Pada
setiap pokok materi yang dibahas sebaliknya diberikan contoh – contoh konkret.
e.Penggunaan
alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok matri yang
sangat diperlukan.
f.
Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak lanjut
Tujuan tahap
ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap kedua.
D. Guru dalam pengembangan belajar
Dalam
pengembangan pengalaman belajar guru tidak berperan sebagai satu – satunya
sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siwa belajar.
Oleh karena itu, pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif dan inovatif
sehingga mampu menyesuaikan dengan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan
karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan guru yaitu :
1)Mengemukakan
berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
2)Menyusun
tugas – tugas belajar bersama siswa
3)Memberikan
informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
4)Memberikan
bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
5)Memberikan
motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain sebagainya melalui
pengajuan pertanyaan – pertanyaan.
Agar
pengalaman dapat dikembangkan secara efektif dan efisien maka guru perlu
memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
· Guru terlebih dahulu memedomani dan menguasai substansi materi
pembelajaran yang telah dirumuskan dalam bentuk materi pembelajaran.
· Kemudian memahami bentuk kegiatan belajar yang seperti apa yang
diinginkan. Bentuk – bentuk kegiatan belajar dapat dilakukan berupa
mendemonstrasikan, mempraktikkan atau menstimulasikan.
· Merumuskan pengalaman belajar.
· Rumusan belajar siswa menggunakan kata – kata operasional yang
menggambarkan tentang aktivitas siswa dalam belajar.
E. Strategi dan metode pembelajaran
Ada
dua hal yang patut dicermati dari pengertian strategi pembelajaran yaitu
pertama strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Kedua, strategi
disusun untuk mencapai tujuan. Artinya dari semua keputusan penyusunan strategi
adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah – langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi perlu
dirumuskan tujuan yang jelas, yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan
adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Dibawah
ini ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman bagi
peserta didik
Ø Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi ini
adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Adapun langkah – langkah
penerapan strategi ini adalah sbb :
a) Persiapan d) Menyimpulkan.
b) Penyajian e) Mengaplikasikan
c) Korelasi
Ø Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi ini
adalah salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan agar siswa menemukan
dan mengunakan berbagai sumber informasi dan ide – ide untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang topik, masalah, atau isu tertentu. Strategi ini
menuntut siswa untuk melakukan
serangkaian investigasi, eksplorasi, eksperimen, penelusuran dan penelitian.
Ø Strategi kooperatif
Strategi ini
merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokkan atau tim
kecil yaitu antara 4 – 6 orang yang mempunyai latar belakang akademis, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda. Prosedur pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu Penjelasan materi, belajar dalam
kelompok, penilaian dan pengakuan tim.
Ø Pembelajaran berbasis masalah. Ada beberapa metode pembelajaran
yang dapat membuat peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada
proses pembelajaran dikelas untuk kurikulum 2013 antara lain :
a) Metode
pembelajaran kolaborasi
merupakan
strategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan
memberinya tugas dimana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan kelompok. Strategi yang dapat diterapkan antara lain mencari
informasi, proyek, kartu sortir.
b) Metode
pembelajaran individual
Metode ini
memberikan kesempatan kepada peserta diidk secara mandiri untuk berkembang
dengan baik sesuai dengan kebutuhan anak didik. dan strategi yang dapat
diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio.
c) Metode
pembelajaran teman sebaya
Ada pendapat
mengatakan satu mata pelajaran benar – benar dikuasai hanya apabila seorang
peserta didik mampu mengajarkan peserta didik yang lain. Dengan mengajar teman
sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu
dengan baik. Dan tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi narasumber bagi
temannya. Strategi yang dapat diterapkan antara lain : Pertukaran dari kelompok
ke kelompok, belajar melalui jigsaw, studi kasus dan proyek, pembacaan berita,
penggunaan lembar kerja.
d) Metode
pembelajaran sikap
aktivitas belajar
aktif membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai dan sikap –
sikapnya.
e) Metode
pembelajaran bermain
Permainan
berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan.
f) Metode
pembelajaran kelompok
g) Metode
pembelajaran mandiri
Peserta didik
belajar atas kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki
dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan
h) Metode
pembelajaran multimetod
Dilakukan
dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan hanya dengan
model.
i) Metode
Discovery
j) Eksperimen
Merupakan
prosedur penelitian yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
F. Konsep Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
K13
Model
pembelajaran saintifik proses diartikan sebagai model pembelajaran yang
dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan kemendikbud sebagai asumsi
atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Penyajian pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
Ø Mengamati (Observasing)
Mengamati dapat
dilakukan antara lain melalui kegaitan mencari informasi, melihat, mendengar,
membaca dan atau menyimak.
Ø Menanya (Questioning)
Menanya untuk
membangun pengetahuan peserta didik secara faktual, konseptual dan prosedural.
Hingga berpikir metakognitif, dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi dan
kerja kelompok.
Ø Menalar (Associating)
Mengumpulkan
informasi atau mencoba untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam
mengembangkan kreatifitas, dapat dilakukan melalui membaca, mengamati
aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data
yang selanjutnya menghasilkan kesimpulan yang dijadikan sebagai pengetahuan.
Ø Mencoba (Experimental)
Untuk
memperoleh hasil belajar yang nyata dan otentik, peserta didik harus mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
Ø Menganalisis data dan menyimpulkan
Analisis data
adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Sedangkan menyimpulkan
adalah kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang
telah dilaksanakan.
Ø Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan
adalah kemampuan untuk menyampaiikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
baik dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, atau grafik dan dapat dilakukan
melalui presentasi.
No comments:
Post a Comment