Monday, February 13, 2017

Manusia Dan Kematian


 A.    Pengertian Hidup
Hidup ditandai oleh grak, rasa dan tahu. Begitu kata filosof, tetapi keterangan ini tidak menjelaskan hakikat hidup. Ia sekedar menyebut tanda – tanda kehidupan.
Hidup adalah pertalian roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Atau hidup adalah suatu sifat yang dengan sifat itu sesuatu menjadi berpengetahuan dan memiliki kekuatan. Jadi hidup itu merupakan sumber kenikmatan, sebab dengan adanya hidup maka tidak seorangpn dpt menikmati arti hidup serta merasakan pembalasan baik buruk diakhirat nanti.
Ada empat macam penciptaan manusia yaitu :
·         Penciptaan langsung dari Allah. Contohnya pencintaan Nabi Adam (Manusia tanpa ayah ibu)
·         Penciptaan melalui seorang laki-laki saja. Contoh : penciptaan Siti hawa yg diciptakan dari tulang rusuk Adam
·         Penciptaan melalui laki – laki dan perempuan
·         Penciptaan melalui seorang perempuan saja. Contoh penciptaan Nabi Isa (manusia tanpa ayah)

B.     Pengertian Mati
Untuk mengatur perjalanan makhluk ciptaan – Nya, Allah menciptakan dua pos pemberhentian yaitu pos kehidupan dan kematian. Ibarat bangunan, kehidupan adalah proses pembuatan, sedangkan kematian adalah proses penghancuran. Yang memberi kehidupan pada tubuh ini adalah ruh. Ruh adalah unsur terakhir yang masuk dalam tubuh manusia (pada saat proses penciptaan) dan menjadi unsur yang pertama kali keluar ketika kematian. Setelah ditinggalkan ruh, jasad manusia akan membusuk dan lama – lama hancur seperti lumpur hitam yang diberi bentuk. Jasad itu kemudian rusak menjadi tanah hingga menyerupai tanah liat. Proses selanjutnya air terpisah dari tanah liat dan turun kebumi. Sedangkan tanah kembali menjadi debu. Inilah esensi kematian yang disebut Al Qur’an. Kematian adalah keluarnya ruh dari jasad dengan kondisi organ tubuh tetap normal atau tidak ada yang cacat. Kematian adalah awal dimulainya kehidupan akhirat. Sebab, siapa yang telah mati, berarti ia telah mengalami “kiamat” dan mengetahui akhiratnya. Ketika mati, ia mendengar tapi tak mampu menjawab, ia melihat tapi tak mampu menceritakan apa yang dilihat. Jadi pada hakikatnya manusia mati itu tidak mempunyai daya tangkap seperti halnya manusia hidup.

C.     Keutamaan Mati
Orang yang tidak ingat bahwa dirinya nanti akan mati, maka ia akan menjadi orang yang celaka. Biasanya ia berbuat sewenang – wenang, sombong, angkara murka dll yang bersifat tidak terpuji. Berbeda dengan orang yang selalu mengingat kematian. Ia akan menjauhi sifat yang tidak terpuji. Karena itu, mengingat mati termasuk salah satu yang terpuji dan paling utama. Kematian adalah sesuatu yang dirahasiakan Allah sehingga tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Sebenarnya, dengan dirahasiakannya kematian itu ada hikmah yang dpat diambil oleh manusia. Pertama, setiap saat manusia akn selalu sadar dan yakin bahwa ia akan menjumpai kematian, dengan demikian manusia akan bersegera melakukan amal kebaikan dan menjauhkan dari perbuatan maksiat karena merasa takut jika tiba – tiba ajal menjemput sementara amal kebaikan dirasa masih sedikit. Kedua, kita merasa yakin bahwa tidak ada sebab kematian kecuali ajal, karena sesungguhnya segala sebab kematian yang kita perhitungkan seperti rasa sakit, ketuaan dll hanya sebab yang tidak hakiki, karena jika kematian datang ia tidak memerlukan sebab.

D.    Menyiapkan Diri untuk Mati

Karena semua makhluk yang ada di dunia ini akan mati, termasuk manusia, maka hendaknya manusia bersiap – siap untuk menyambut kematian dengan mengumpulkan perbekalan sebelum meninggal dunia yang fana agaar tetap berada di jalan Allah. Karena kematian merupakan penutup dari semua kejadian di dunia. Sedangkan orang yang bodoh ialah orang yang tertutup matanya dari melihat kesudahan – kesudahan yang akan datang serta terpalingkan oleh kesenangan – kesenangan, sehingga tidak dapat mengingat atau memikirkan kematian nanti. Sekalipun ia mengingatnya dengan hati yang lapang, namun perasaan yang terbius oleh kesenangan duniawi. Itulah sebabnya maka ingatannya tidak sampai menembus ke dalam relung hatinya. Sebagian ulama mengatakan : “barangsiapa yang banyak menginat kemarian, maka ia akan mengutamakan tiga perkara yaitu segera bertaubat, bersikap tenang dan rajin beribadah. Jadi mempersiapkan diri berarti seorang mukmin tidak lengah untuk mengingat kematian yang ada dihadapannya, serta mengingat temannya, sehingga mereka akan mengingat tempat kembalinya yang berada didalam bumi yang akan menghapus wajah mereka yang baik serta pembalasana yang akan terjadi didalam kuburan mereka. Kematian adalah suatu musibah yang besar dan penderitaan yang hebat. Tapi justru lebih henbati lagi adalah sikap melalilakan diri untuk mengingta kematian, tidak mau merenungkan doa ini dan tidak mau beramal guna menyongsing kematian. Kematian sungguh menjadi pelajaran bagi orang yang mau menyadarinya.

No comments:

Post a Comment