A.
Pengertian
Hidup
Hidup ditandai
oleh grak, rasa dan tahu. Begitu kata filosof, tetapi keterangan ini tidak
menjelaskan hakikat hidup. Ia sekedar menyebut tanda – tanda kehidupan.
Hidup adalah
pertalian roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Atau hidup
adalah suatu sifat yang dengan sifat itu sesuatu menjadi berpengetahuan dan
memiliki kekuatan. Jadi hidup itu merupakan sumber kenikmatan, sebab dengan
adanya hidup maka tidak seorangpn dpt menikmati arti hidup serta merasakan
pembalasan baik buruk diakhirat nanti.
Ada empat macam penciptaan manusia yaitu :
·
Penciptaan
langsung dari Allah. Contohnya pencintaan Nabi Adam (Manusia tanpa ayah ibu)
·
Penciptaan
melalui seorang laki-laki saja. Contoh : penciptaan Siti hawa yg diciptakan
dari tulang rusuk Adam
·
Penciptaan
melalui laki – laki dan perempuan
·
Penciptaan
melalui seorang perempuan saja. Contoh penciptaan Nabi Isa (manusia tanpa ayah)
B.
Pengertian Mati
Untuk mengatur
perjalanan makhluk ciptaan – Nya, Allah menciptakan dua pos pemberhentian yaitu
pos kehidupan dan kematian. Ibarat bangunan, kehidupan adalah proses pembuatan,
sedangkan kematian adalah proses penghancuran. Yang memberi kehidupan pada
tubuh ini adalah ruh. Ruh adalah unsur terakhir yang masuk dalam tubuh manusia
(pada saat proses penciptaan) dan menjadi unsur yang pertama kali keluar ketika
kematian. Setelah ditinggalkan ruh, jasad manusia akan membusuk dan lama – lama
hancur seperti lumpur hitam yang diberi bentuk. Jasad itu kemudian rusak
menjadi tanah hingga menyerupai tanah liat. Proses selanjutnya air terpisah dari
tanah liat dan turun kebumi. Sedangkan tanah kembali menjadi debu. Inilah
esensi kematian yang disebut Al Qur’an. Kematian adalah keluarnya ruh dari
jasad dengan kondisi organ tubuh tetap normal atau tidak ada yang cacat.
Kematian adalah awal dimulainya kehidupan akhirat. Sebab, siapa yang telah
mati, berarti ia telah mengalami “kiamat” dan mengetahui akhiratnya. Ketika
mati, ia mendengar tapi tak mampu menjawab, ia melihat tapi tak mampu
menceritakan apa yang dilihat. Jadi pada hakikatnya manusia mati itu tidak
mempunyai daya tangkap seperti halnya manusia hidup.
C.
Keutamaan Mati
Orang yang
tidak ingat bahwa dirinya nanti akan mati, maka ia akan menjadi orang yang
celaka. Biasanya ia berbuat sewenang – wenang, sombong, angkara murka dll yang
bersifat tidak terpuji. Berbeda dengan orang yang selalu mengingat kematian. Ia
akan menjauhi sifat yang tidak terpuji. Karena itu, mengingat mati termasuk
salah satu yang terpuji dan paling utama. Kematian adalah sesuatu yang
dirahasiakan Allah sehingga tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Sebenarnya,
dengan dirahasiakannya kematian itu ada hikmah yang dpat diambil oleh manusia.
Pertama, setiap saat manusia akn selalu sadar dan yakin bahwa ia akan menjumpai
kematian, dengan demikian manusia akan bersegera melakukan amal kebaikan dan
menjauhkan dari perbuatan maksiat karena merasa takut jika tiba – tiba ajal
menjemput sementara amal kebaikan dirasa masih sedikit. Kedua, kita merasa
yakin bahwa tidak ada sebab kematian kecuali ajal, karena sesungguhnya segala
sebab kematian yang kita perhitungkan seperti rasa sakit, ketuaan dll hanya
sebab yang tidak hakiki, karena jika kematian datang ia tidak memerlukan sebab.
D.
Menyiapkan Diri
untuk Mati
Karena semua
makhluk yang ada di dunia ini akan mati, termasuk manusia, maka hendaknya
manusia bersiap – siap untuk menyambut kematian dengan mengumpulkan perbekalan
sebelum meninggal dunia yang fana agaar tetap berada di jalan Allah. Karena
kematian merupakan penutup dari semua kejadian di dunia. Sedangkan orang yang
bodoh ialah orang yang tertutup matanya dari melihat kesudahan – kesudahan yang
akan datang serta terpalingkan oleh kesenangan – kesenangan, sehingga tidak
dapat mengingat atau memikirkan kematian nanti. Sekalipun ia mengingatnya
dengan hati yang lapang, namun perasaan yang terbius oleh kesenangan duniawi.
Itulah sebabnya maka ingatannya tidak sampai menembus ke dalam relung hatinya.
Sebagian ulama mengatakan : “barangsiapa yang banyak menginat kemarian, maka ia
akan mengutamakan tiga perkara yaitu segera bertaubat, bersikap tenang dan
rajin beribadah. Jadi mempersiapkan diri berarti seorang mukmin tidak lengah
untuk mengingat kematian yang ada dihadapannya, serta mengingat temannya,
sehingga mereka akan mengingat tempat kembalinya yang berada didalam bumi yang
akan menghapus wajah mereka yang baik serta pembalasana yang akan terjadi
didalam kuburan mereka. Kematian adalah suatu musibah yang besar dan
penderitaan yang hebat. Tapi justru lebih henbati lagi adalah sikap melalilakan
diri untuk mengingta kematian, tidak mau merenungkan doa ini dan tidak mau
beramal guna menyongsing kematian. Kematian sungguh menjadi pelajaran bagi
orang yang mau menyadarinya.
No comments:
Post a Comment