Tuesday, February 21, 2017

Pengukuran Hasil Belajar



A.    Pengertian Asessmen
Dalam Ormrod (2008) dijelaskan bahwa assesmen adalah proses mengamati sebuah sampel dari perilaku seorang siswa dan mengambil kesimpulan tentang pengetahuan dan kemampuan siswa tersebut. Pada intinya, proses assesmen melibatkan perilaku dan sampel yang dalam hal ini adalh siswa.

B.     Karakteristik Asesment
Dalam Ormrod (2008) karakteristik assesmen yang baik adalah assesmen yang reliabel, valid, terstandarisasi, dan praktikalitas atau assesmen tersebut efektif dan tidak mahal sehingga bisa dipraktikan dengan baik.

C.     Bentuk Asesment
1.   Assesmen Informal vs Assesmen Formal
Assesmen informal adalah assesmen yang dihasilkan dari pengamatan spontan sehari – hari tentang performa siswa di kelas. Sedangkan assesmen formal adalah usaha yang direncanakan sebelumnya dan sistematis untuk memastikan apa yang diketahui dan dilakukan siswa.
2.   Assesmen Tradisional vs Assesmen Otentik
Assesmen tradisional adalah assesmen yang berfokus pada mengukur pengetahuan dan keterampilan dasar secara relatif terpisah dari tugas – tugas yang biasanya ditemukan di dunia luar. Sedangkan assesmen otentik adalah assesmen terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa dalam sebuaah konteks yang serupa dengan konteks kehidupaan nyata.
3.   Assesmen Acuan Kriteria vs Assesmen Acuan Norma
Assesmen acuan kriteria adalah instrumen assesmen yang dirancang untuk menentukan apa yang telah dan belum dicapai siswa relatif terhadap standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan assesmen acuan norma adalah instrumen assesmen yang mengindikasikan bagaimana siswa berkinerja relatif terhadap sebuah kelompok teman sebaya.
4.   Assesmen Tertulis vs Assesmen Performa
Assesmen tertulis adalah assesmen dimana siswa memberikan jawaban tertulis terhadap pertanyaan – pertanyaan tertulis. Assesmen performa adalah assesmen di mana siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mereka secara tidak tertulis.
5.   Tes Terstandarisasi vs Assesmen yang Dikembangkan Guru
Tes Terstandarisasi adalah tes yang dikembangkan oleh para ahli penyusun tes dan diterbitkan untuk digunakan di banyak sekolah dan kelas. Sedangkan assesmen yang dikembangkan guru adalah assesmen yang digunakan oleh guru perorangan untuk digunakan di kelasnya sendiri.

D.    Tes Standar dan Pengajaran
Tes standar adalah tes yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes ini dapat membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional. Tes standar berbeda dengan tes yang dibuat oleh guru. Soal tes yang dibuat oleh guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Sedangkan tes standar atau tes yang dibakukan mencakup berbagai materi yang lazimnya diajarkan di kebanyakan kelas (Santrock, 2004). Tes terstandar merupakan tes yang memiliki prosedur dalam penyelenggaraannya serta memiliki penilaian yang seragam. (Wade dan Tavris, 2007). Terdapat dua tipe utama tes standar yaitu tes kecakapan atau aptitude test yang digunakan untuk memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan pelatihan tingkat lanjut, serta tes prestasi atau achievement test yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang telah dipelajari atau dikuasai. (Santrock, 2004). Terdapat dua macam tes standar selain ujian negara, yaitu tes distrik atau lokal yang diadakan oleh suatu distrik atau kabupaten dan penilaian nasional atau standar kelas dunia atau tes yang dibuat pemerintah untuk menstandarisasikan ujian.

E.     Tujuan Tes Standar
a.       Memberikan informasi tentang kemajuan murid.
b.      Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid.
c.       Memberi bukti utk pnempatan murid dlam program khusus.
d.      Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi.
e.       Membantu administrator mengevaluasi program
f.       Memberikan akuntabilitas atau menentukan seberapa efektifkah sekolah dalam menghabiskan dana selama proses belajar

F.      Kriteria Untuk Mengevaluasi Tes Standar
a.       Norma
Untuk memahami kinerja murid individual dalam tes, kinerjanya itu perlu dibandingkan dengan kinerja dari kelompok norma, yakni kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji. Tes didasarkan pada norma nasional apabila kelompok norma tediri dari representasi murid secara nasional.
b.      Validitas
Adalah sejauh mana sebuah tes mengukur hal yang hendak diukur dan apakah nilai tes itu sudah akurat atau tidak
c.       Reliabilitas
Reliabilitas berarti sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat diproduksi. Agar bisa disebut reliabel, nilai harus stabil, dependable, dan relatif bebas dari kesalahan pengukuran (Santrock , 2004 ).
d.      Keadilan
Tes yang adil adalah tes yang tidak tidak bias dan tidak diskriminatif (Santrock, 2004).

G.    Jenis Tes Standar
a.       Survey Batteries merupakan sekelompok tes yang digunakan untuk murid pada level tertentu. Dalam masa awal survey batteries berbentuk pilihan ganda, namun dalam pengembangannya lebih banyak memasukkan pertanyaan terbuka untk mengevaluasi keahlian brpikir & penalaran murid.
b.      Spesific Subject Tests merupakan tes prestasi standar yang digunakan untuk menilai keahlian di bidang tertentu seperti membaca atau menulis. Karena digunakan untuk memfokuskan pada area spesifik tertentu, maka tes ini lebih menilai suatu kemampuan scr lebih mendetail dan ekstensif.
c.       Diagnostic Tests merupakan fungsi penting dari tes standar yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial.

H.    Ujian Negara Beresiko Tinggi
Dilihat dari sudut pandang konstruktivis ujian negara menggunakan format yang salah karena terdiri dari soal pilihan ganda dan kebanyakan negara menggunakan standar kebenaran hingga 70 persen agar siswa dapat lulus dalam menjalani ujian negara tersebut. Santrock (2004) juga disebutkan beberapa kritik terhadap pelaksanaan ujian negara yaitu :
1)      Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pd hafalan daripada keahlian berpikir & memecahkan masalah.
2)      Mengajar demi ujian. Dengan adanya ujian negara maka guru akan cenderung mengajarkan materi-materi yang akan diujikan saja, sehingga mengabaikan informasi penting lainnya yg tdk masuk dlm ujian negara yg diadakan.
3)      Diskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi (SES) rendah dan minoritas.

I.       Peran Guru
1)      Mempersiapkan murid untuk mengikuti ujian
Menurut McMillan (2001) dalam Santrock (2004) adalah penting bagi semua murid untuk diberi kesempatan untuk mengeluarkan apa yang terbaik dari diri mereka. salah satu caranya adalah memastikan murid punya keahlian mengerjakan tes prestasi.
2)      Menjalankan tes standar
Dalam menjalankan tes standar, guru harus memperhatikan hal-hal seperti cara mengatur ruang tes, apa yang harus dilakukan murid saat mengerjakan tes, bagaimana memdistribusikan tes lembar soal dan jawaban dan bagaimana mengatur waktu tes.
3)      Memahami dan menginterprestasi hasil tes
Kegunaan interpretasi hasil tes adalah memudahkan guru dalam menjelaskan keadaan nilai murid pada orang tua maupun guru yang lain. Oleh karena itu, dalam pelaporan nilai, guru menggunakan statistik deskriptif.
4)      Menggunakan tes standar untuk merencanakan dan meningkatkan instruksi
Menurut McMillan (2002) dalam Santrock (2004) mengatakan guru dapat menggunakan nilai tes standar dari akhir tahun sebelumnya untuk merencanakan instruksi tahun selanjutnya dan mengevaluasi efektivitas instruksi setelah isi materi diajarkan.

J.       Menciptakan Sasaran Pembelajaran yang Tepat dan Jelas
Terdapat beberapa tipe pembelajaran yang dapat digabungan dalam instruksi dan penilaian, yakni : (Stiggins & Collin, dalam Santrock, 2004)
a.       Pengetahuan, tipe ini melibatkan apa yang diketahui murid untuk memecahkan problem dan menerapkan keahlian.
b.      Penalaran/Pemikiran, tujuan tipe in bukan hanya mendapatkan pengetahuan, namun juga untuk kemampuan berfikir tentang pengetahuan.
c.       Produk, adalah contoh hasil kerja murid, refleksi dari kemampuan murid dalam memahami dan menggunakan pengetahuan dan penalarannya.
d.      Perasaan, target afektif adalah emosi, perasaan dan nilai-nilai murid. Mendeskripsikan arti penting dari upaya murid untuk mengembangkan kecerdasan emosional, mengelola emosi, membaca emosi, dan mengelola hubungan.


No comments:

Post a Comment