A. Definisi Ilmu Akhlak
Akhlak berasal
dari bahasa arab yaitu bentuk mashdar dari kata akhlaqa, yakhliqu, ikhlaqan,
sesuai dengan wazan tsulasi majid af’ala, yaf’ilu, if’alan yang berarti al –
sajiyah (perangai), ath – thabi’ah (kelakuan, watak dasar), al – adat
(kebiasaan), al – muruah (pradaban yg baik & ad – din (agama)
Namun akar
kata akhlak dari akhlaqa sebagaimana tersebut diatas nampaknya kurang pas
karena isim mashdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tetapi ikhlaq. Berkenaan
dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara Linguistik kata
akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak
memiliki akar kata. Melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata
akhlaq adalah jama’ dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan
akhlaq sebagaimana telah disebutkan diatas.
Ilmu akhlak
dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang tingkah laku manusia.
Hamzah Ya’qub
menjelaskan secara terminologi, ilmu akhlak adl ilmu yang memberikan pengertian
dan menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela.
Ciri – ciri
ilmu akhlak :
a. Manusia adalah objek penelitian
b. Smua perbuatan manusia dpt
diteliti dlam brbagai pndektan
c. Dikaji secara sistematis dan
logis
d. Dapat diuji secara ilmiah
B. Sejarah Kodifikasi Ilmu Akhlak
Ali bin Abi
Thalib melakukan kodifikasi pertama kali dalam bentuk risalah atau beberapa
lembar (Surat – surat yang berisi ayat – ayat tentang perilaku baik dan buruk
yang di tulis untuk anaknya hasan) kemudian nahju balaghah karya Sayid Ridho
yang merupakan serpihan dari risalah Ali.
1. Ilmu Akhlak
di luar Ajaran Islam
a. Ajaran pada Bangsa Yunani
Filosof Yunani
yang pertama kali mengemukakan pemikiran dibidang akhlak adalah socrates, dia
berpendapat bahwa akhlak dan bentuk pola hubungan itu tidak akan menjadi benar,
keuali bila didasarkan pada ilmu pengetahuan sehingga ia berpendapat bahwa
keutamaan itu adalah ilmu. Tahap selanjutnya datang Plato, ahli Filsafa dari
Athena dan murid Socrates. Dlam pndangan akhlaknya Plato tampak berupaya
mmdukan antr unsr yg datang dri diri sendiri & dri luar. Kmudian
Aristoteles, murid Plato. Ia brpndapat bhwa tujuan akhir manusia dari apa yg
dilakukannya adl kebahagiaan.
b. Ajaran pada Agama Nasrani
Akhir abad
ketiga M tersebar agama Nasrani di Eropa. Menurut agama ini Tuhan adalah sumber
akhlak. Dan yang disebut baik adalah perbuatan yangdisukai Tuhan serta berusaha
melaksanakan sebaik-baiknya. Ajaran akhlak pada Nasrani bersifat teo – centri
(Memusat pada Tuhan) dan sufistik (bercorak batin).
c. Ajaran pada bangsa Romawi
Abad pertengahan
kehidupan Eropa di kuasai oleh gereja. Akhlak lahir pada abad pertengahan ini
adalah ajaran akhlak yang dibangun dari perpadua antara Yunani dan Nasrani.
Diantara mereka yang termasyur adalah Aberalt, ahli filsafat prancis dan Thomas
Aquinas, ahli filsafat agama berkebangsaan Itali.
d. Akhlak pada Agama Islam
Akhlak Islam
memiliki dua corak, pertama bersifat normatif, yang bersumber pada Al Qur’an
dan Sunnah. Kedua akhlak yang bercorak rasional dan kultural yang didasarkan
pada pemikiran yang sehat serta adat istiadat dan kebudayaan yang berkembang.
Namun demikian, kedua corak tersebut tidak saling brtentangan melainkan saling
mendukung & melengkapi sehingga membentuk hubungan yg fungsional.
C. Objek Kajian Ilmu Akhlak
a. Objek Material
Objek material
suatu ilmu dapat meliputi semua gejala umum dan hal pokok yang dipelajari oleh
suatu ilmu pengetahuan tersebut. Jadi objek material ilmu akhlak adalah
perbuatan manusia.
b. Objek Formal
Objek formal
suatu ilu adalah kajian yang bersifat khusus atau spesifik dari ilmu tersebut.
Objek formal ilmu akhlak adl perbuatan manusia di tinjau dari segi baik atau
buruk.
D. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu lainnya
1. Hubungan Akhlak dengan Sosiologi
Sosiologi
mempelajari perbuatan manusia yang menjadi objek kajiab ilmu Akhlak. Begitu
pula ilmu akhlak memberikan gambaran tentang bentuk masyarakat yang ideal mengenai
perilaku manusia dalam masyarakat.
2. Hubungan Akhlak dengan Psikologi
Psikologi
menyelidiki kekuatan perasaan, paham, mengenal, ingatan, kehendak, kemerdekaan,
khayal dan rasa kasih kesemuanya dibutuhkan oleh ilmu Akhlak. Adapun ilmu
akhlak memberikan gambaran kepada manusia tentang pekerjaan yang baik dan
buruk, halal dan haram.
3. Hubungan Akhlak dengan Ilmu Hukum
Tujuan ilmu
akhlak dan hukum yaitu mengatur perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian,
keselarasan, keselamatan dan kebahagiaan. Tetapi ruang lingkup ilmu akhlak
lebih luas. Ilmu akhlak memerintahkan perbuatan yang bermanfaat dan melarang
perbuatan yang berbahaya. Sedangkan ilmu hukum tidak demikian karena banyak
perbuatan yang bermanfaat tetapi tidak di perintahkan oleh ilmu hukum. Selain
itu, ilmu hukum hanya mempelajari tingkah laku manusia dari luar saja sedangkan
ilmu akhlak disamping melihat dari sisi luar juga melihat dari sisi batin.
4. Hubungan Akhlak dengan Filsafat
Berdasarkan makna
dan konsepsinya, filsafat merupakan upaya mengetahui potensi yang dimiliki
manusia. Pengertian ini memungkinkan semua ilmu berada di bawahnya. Karya –
karya khusus dibidang akhlak bahkan berbicara tentang manajemen rumah dan
politik negara, maka dapat dikatakan bahwa ilmu akhlak merupakan cabang filsafat
praktis. Tapi, karena sekarang jumlah ilmu sedemikian banyak, ilmu akhlak
berdiri mjd ilmu tersendiri.
5. Hubungan Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Pembicaraan
tasawuf berkaitan dengan pengetahuan tentang ketuhanan, tetapi tidak jalan
dengan ilmu dan pembuktian ilmiah, tapi dengan jalan penyaksian batin. Ini
berarti bahwa hati manusia harus berfungsi bagaikan cermin yang bersih sehingga
dapat menangkap hakikat dan menyingkap tirai. Dengan cara itu, hati ssorng dpat
melihat esensi ketuhanan, asma – asma – Nya & sifat – sifat – Nya.
Untuk tujuan ilmu
tasawuf, ilmu akhlak dapat membantu seseorang untuk menghilangkan berbagai
kotoran hati yang dapat menghalangi pemiliknya dari esensi ketuhanan. Dpat
diktakn bhwa akhlak mrupkan pintu gerbang ilmu tasawuf.
6. Hubungan Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
Hakikat
pendidikan adalah menyiapkan dan mendampingi seseorang agar memperoleh kemajuan
dalam menjalani kesempurnaan. Pendidikan akhlak merupakan benang perekat yang
merajut semua jenis pendidikan. Dengan kata lain, semua jenis pendidikan harus
patuh pd kaidah” akhlak.
No comments:
Post a Comment