Tuesday, November 1, 2016

Ilmu Akhlak dan Hubungan dengan Ilmu Lain



A.      Definisi Ilmu Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu bentuk mashdar dari kata akhlaqa, yakhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan wazan tsulasi majid af’ala, yaf’ilu, if’alan yang berarti al – sajiyah (perangai), ath – thabi’ah (kelakuan, watak dasar), al – adat (kebiasaan), al – muruah (pradaban yg baik & ad – din (agama)
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagaimana tersebut diatas nampaknya kurang pas karena isim mashdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tetapi ikhlaq. Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara Linguistik kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata. Melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlaq adalah jama’ dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan akhlaq sebagaimana telah disebutkan diatas.
Ilmu akhlak dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang tingkah laku manusia.
Hamzah Ya’qub menjelaskan secara terminologi, ilmu akhlak adl ilmu yang memberikan pengertian dan menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela.
Ciri – ciri ilmu akhlak :
a. Manusia adalah objek penelitian
b. Smua perbuatan manusia dpt diteliti dlam brbagai pndektan
c. Dikaji secara sistematis dan logis
d. Dapat diuji secara ilmiah

B.      Sejarah Kodifikasi Ilmu Akhlak
Ali bin Abi Thalib melakukan kodifikasi pertama kali dalam bentuk risalah atau beberapa lembar (Surat – surat yang berisi ayat – ayat tentang perilaku baik dan buruk yang di tulis untuk anaknya hasan) kemudian nahju balaghah karya Sayid Ridho yang merupakan serpihan dari risalah Ali.
1. Ilmu Akhlak di luar Ajaran Islam
a.       Ajaran pada Bangsa Yunani
Filosof Yunani yang pertama kali mengemukakan pemikiran dibidang akhlak adalah socrates, dia berpendapat bahwa akhlak dan bentuk pola hubungan itu tidak akan menjadi benar, keuali bila didasarkan pada ilmu pengetahuan sehingga ia berpendapat bahwa keutamaan itu adalah ilmu. Tahap selanjutnya datang Plato, ahli Filsafa dari Athena dan murid Socrates. Dlam pndangan akhlaknya Plato tampak berupaya mmdukan antr unsr yg datang dri diri sendiri & dri luar. Kmudian Aristoteles, murid Plato. Ia brpndapat bhwa tujuan akhir manusia dari apa yg dilakukannya adl kebahagiaan.
b.       Ajaran pada Agama Nasrani
Akhir abad ketiga M tersebar agama Nasrani di Eropa. Menurut agama ini Tuhan adalah sumber akhlak. Dan yang disebut baik adalah perbuatan yangdisukai Tuhan serta berusaha melaksanakan sebaik-baiknya. Ajaran akhlak pada Nasrani bersifat teo – centri (Memusat pada Tuhan) dan sufistik (bercorak batin).
c.       Ajaran pada bangsa Romawi
Abad pertengahan kehidupan Eropa di kuasai oleh gereja. Akhlak lahir pada abad pertengahan ini adalah ajaran akhlak yang dibangun dari perpadua antara Yunani dan Nasrani. Diantara mereka yang termasyur adalah Aberalt, ahli filsafat prancis dan Thomas Aquinas, ahli filsafat agama berkebangsaan Itali.
d.       Akhlak pada Agama Islam
Akhlak Islam memiliki dua corak, pertama bersifat normatif, yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Kedua akhlak yang bercorak rasional dan kultural yang didasarkan pada pemikiran yang sehat serta adat istiadat dan kebudayaan yang berkembang. Namun demikian, kedua corak tersebut tidak saling brtentangan melainkan saling mendukung & melengkapi sehingga membentuk hubungan yg fungsional.

C.      Objek Kajian Ilmu Akhlak
a.       Objek Material
Objek material suatu ilmu dapat meliputi semua gejala umum dan hal pokok yang dipelajari oleh suatu ilmu pengetahuan tersebut. Jadi objek material ilmu akhlak adalah perbuatan manusia.
b.       Objek Formal
Objek formal suatu ilu adalah kajian yang bersifat khusus atau spesifik dari ilmu tersebut. Objek formal ilmu akhlak adl perbuatan manusia di tinjau dari segi baik atau buruk.

D.     Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu lainnya
1.      Hubungan Akhlak dengan Sosiologi
Sosiologi mempelajari perbuatan manusia yang menjadi objek kajiab ilmu Akhlak. Begitu pula ilmu akhlak memberikan gambaran tentang bentuk masyarakat yang ideal mengenai perilaku manusia dalam masyarakat.
2.      Hubungan Akhlak dengan Psikologi
Psikologi menyelidiki kekuatan perasaan, paham, mengenal, ingatan, kehendak, kemerdekaan, khayal dan rasa kasih kesemuanya dibutuhkan oleh ilmu Akhlak. Adapun ilmu akhlak memberikan gambaran kepada manusia tentang pekerjaan yang baik dan buruk, halal dan haram.
3.      Hubungan Akhlak dengan Ilmu Hukum
Tujuan ilmu akhlak dan hukum yaitu mengatur perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, keselamatan dan kebahagiaan. Tetapi ruang lingkup ilmu akhlak lebih luas. Ilmu akhlak memerintahkan perbuatan yang bermanfaat dan melarang perbuatan yang berbahaya. Sedangkan ilmu hukum tidak demikian karena banyak perbuatan yang bermanfaat tetapi tidak di perintahkan oleh ilmu hukum. Selain itu, ilmu hukum hanya mempelajari tingkah laku manusia dari luar saja sedangkan ilmu akhlak disamping melihat dari sisi luar juga melihat dari sisi batin.
4.      Hubungan Akhlak dengan Filsafat
Berdasarkan makna dan konsepsinya, filsafat merupakan upaya mengetahui potensi yang dimiliki manusia. Pengertian ini memungkinkan semua ilmu berada di bawahnya. Karya – karya khusus dibidang akhlak bahkan berbicara tentang manajemen rumah dan politik negara, maka dapat dikatakan bahwa ilmu akhlak merupakan cabang filsafat praktis. Tapi, karena sekarang jumlah ilmu sedemikian banyak, ilmu akhlak berdiri mjd ilmu tersendiri.
5.      Hubungan Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Pembicaraan tasawuf berkaitan dengan pengetahuan tentang ketuhanan, tetapi tidak jalan dengan ilmu dan pembuktian ilmiah, tapi dengan jalan penyaksian batin. Ini berarti bahwa hati manusia harus berfungsi bagaikan cermin yang bersih sehingga dapat menangkap hakikat dan menyingkap tirai. Dengan cara itu, hati ssorng dpat melihat esensi ketuhanan, asma – asma – Nya & sifat – sifat – Nya.
Untuk tujuan ilmu tasawuf, ilmu akhlak dapat membantu seseorang untuk menghilangkan berbagai kotoran hati yang dapat menghalangi pemiliknya dari esensi ketuhanan. Dpat diktakn bhwa akhlak mrupkan pintu gerbang ilmu tasawuf.
6.      Hubungan Akhlak dengan Ilmu Pendidikan

Hakikat pendidikan adalah menyiapkan dan mendampingi seseorang agar memperoleh kemajuan dalam menjalani kesempurnaan. Pendidikan akhlak merupakan benang perekat yang merajut semua jenis pendidikan. Dengan kata lain, semua jenis pendidikan harus patuh pd kaidah” akhlak.

No comments:

Post a Comment