Wednesday, October 19, 2016

Sejarah Psikologi


A.      Psikologi sebagai bagian dari filsafat
Dalam memahami jiwa, belum ada pembuktian-pembuktian nyata atau empiris, melainkan segala teori dikemukakan berdasarkan argumentasi-argumentasi logis (akal) belaka.
Ilmu yang menerangkan Psikologi secara semu :
Ø  Phrenologi : Jiwa manusia dapat diketahui dengan cara meraba tengkorak kepala orang yang bersangkutan.
Ø  Phisiognomi : kepribadian seseorang dicerminkan dalam raut mukanya. Sifat-sifat manusia sudah terberi sejak lahir dan tidak akan berubah-ubah lagi dalam hidupnya.
Ø  Mermerisme : pengobatan bagi penderita-penderita penyakit kejiwaan. Selanjutnya metode mermerisme ini berkembang menjadi nama hipnotisme (James Braid).
Ø  Palmistri : ilmu rajah tangan, yaitu teknik mengenali kepribadian seseorang melalui rajah tangan.
Ø  Astrologi : ilmu perbintangan (horoskop), ilmu tentang pengaruh peredaran bintang-bintang terhadap kepribadian.
Ø  Numerologi : ilmu yang mempelajari pengaruh angka-angka terhadap kepribadian manusia.

B.       Psikologi sebagai bagian dari Ilmu Faal
Sarjana ahli ilmu faal menaruh minat pada gejala-gejala kejiwaan. Teori-teori yang dikemukakan oleh ahli-ahli ilmu faal ini berkisar tentang syaraf-syaraf sensoris dan motoris, pusat-pusat sensoris dan motoris di otak, dan hukum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf-syaraf tersebut.
 Tokohnya: C.Bell, F.Magendie, J.P. Muller, P. Broca, I.P. Pavlov.

  
C.      Psikologi sebagai ilmu yang mandiri
Hal ini pertamakali berdiri di Leipzig, Jerman tahun 1879 ditandai dengan berdirinya laboratorium yang diprakarsai oleh seorang sarjana kedokteran, filsafat dan ilmu hukum yaitu Wilhelm Wundt. masa-masa ini terbagi menjadi empat periode:
                         1.            Tahun 1860-an: periode sistematik . Teori-teori yang muncul adalah tentang persepsi dan perbedaan antara perasaan (feeling) dan pengindraan. (sensation).
                         2.            Tahun 1874-1887: jiwa digambarkannya dalam elemen-elemen seperti pengindraan, perasaan, dsb yang satu sama lain dihubungkan dengan asosiasi. Periode ini juga disebut fase elementisme, sensasionisme, dan assosiasionisme.
                   3.            Tahun 1896: dalam periode ini Wundt membagi perasaan (feeling) menjadi tiga pasang kutub yaitu: senang-tidak senang, tegang-tidak tegang, dan semangat-tenang. Fase ini disebut sebagai fase empirisme.
                   4.            Tahun 1902-1903: setiap rangsang yang sampai ke indra manusia selalu dipersepsikan, tetapi sebagian saja dari persepi itu yang dia persepsikan , yaitu yang secara aktif sengaja diberi perhatian khusus.

Pada fase ini muncul karya Wundt yaitu Volker Psychology yang menjadi cikal bakal psikologi sosial.
Tokoh lainnya
Hermann Ebbinghaus adalah orang yang pertama melakukan penelitian eksperimental mengenai proses belajar dan ingatan (memory). Hukum Ebbinghaus : Semakin banyak hal yang harus dipelajari , makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya secara sebanding.

D.     Psikologi di Indonesia
Psikologi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1952 oleh Prof. Iman santoso (Guru Besar Fakultas Kedokteran UI). Kemudian berdiri Fakultas Psikologi di UNPAD tahun 1961. Selanjutnya berdiri Fakultas Psikologi di UGM tahun 1964. Dan berdiri fakultas Psikologi di UNAIR tahun 1992.

No comments:

Post a Comment