PEMANFAATAN
(USING) DAN PENGELOLAAN (MANAGING) TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah
|
:
|
Teknologi Pendidikan
|
Dosen Pengampu
|
:
|
Mokh. Imron Rosyadi M.Pd
|
Di
Susun Oleh :
Khizanaturrochmah
|
2022115007
|
Tutut Irma Solikhah
|
2022115025
|
Rofiatul Istianah
|
2022115043
|
Saifurochim
|
2022115084
|
Kelas A
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat – Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah – Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pemanfaatan dan pengelolaan teknologi pendidikan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berhadap semoga makalah tentang pemanfaatan dan
pengelolan teknologi pendidikan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Pekalongan, 13
September 2017
Penyusun Makalah
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah
belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran
sebagai perangkat lunak berbentuk cara – cara yang sistematis dalam memecahkan
masalah pembelajaran.
Teknologi pembelajaran tumbuh dan berkembang dari praktek
pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi pembelajaran semula
dilihat sebagai teknologi peralatan misalnya penggunaan peraltan, media dan
sarana untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran
merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan yaitu media
pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem untuk pendidikan.
Teknologi pembelajaran semakin memperhalus dan mempertajam
kemampuannya dalam memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Untuk
mengetahui nya lebih lanjut, penulis akan membahas mengenai “Pemanfatan dan
pengelolaan Teknologi Pendidikan”.
B. Rumusan Permasalahan
1.
Bagaimana pemanfaatan (Using) dalam Teknologi pendidikan?
2.
Bagaimana pengelolaan (Managing) dalam Teknologi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan makalah
1.
Untuk mendeskripsikan pemanfaatan (Using) dalam Teknologi
pendidikan.
2.
Untuk mendeskripsikan pengelolaan (Managing) dalam Teknologi
pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pemanfaatan (Using) Teknologi Pendidikan
Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model
instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasaana
pembelajaran. Pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk
belajar.[1]
Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta
didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang telibat dalam
pemanfaatan mempunyai tanggungjawab untuk mencocokkan peserta didik dengan
bahan belajar dan aktifitas yang spesifik, menyiapkan speserta didik agar dapat
berinteraksi dengan bahan belajar dan aktifitas yang dipilih, memberikan
bimbingan selama kegitan belajar, memberikan penilaian atau hasil yang di capai
peserta didik, serta memasukkannya kedalam prosedur organisasi yang
berkelanjutan. Adapun pemanfaatan menurut meliputi :[2]
a)
Pemanfaatan Media
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication
Technology AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar, contohnya buku, film, kaset, film bingkai dan lain
sebagainya.[3]
Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya di anggap
sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang
dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat – alat
lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun karena terlalu
memusatkan pada alat bantu visual yang dipakai kurang memperhatikan aspek
desain, penggembangan pembelajaran, produksi dan evaluasi. Dengan masuknya
pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke – 20, alat visual
untuk mengkonkretkan di lengkapi alat audio sehingga kita kenal adanya alat
audio visual atau audio visual aids (AVA).[4]
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu visual sehinga selain sebagai alat bantu media juga
berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Pada tahun 1960 – 1965
orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses
belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah laku ajaran B. F Skinner mulai
mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah
mendorong di ciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai
hasil proses pembelajaran. Media instruksional yang terkenal yang di hasilkan
teori ini adalah teaching machine dan programmed instruction. [5]
Pada tahun 1965 – 1970, pendekatan sistem mulai menampakkan
pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan ini
mendorong di gunakannya media sebagai bagian integral dalam program
pembelajaran.[6]
Dahulu, ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum
berkembang seperti sekarang, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat ini, proses
pembelajaran biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses
pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa
verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran. Proses pembelajaran
sangat bergantung pada guru sebagai sumber belajar. Tanpa adanya guru di dalam
kelas sebagai sumber belajar tidak mungkin ada proses pembelajaran. Kehadiran
guru di dalam kelas betul – betul menentukan adanya proses pembelajaran.[7]
Dewasa ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat
pesat, siswa bisa belajar dimanapun, kapanpun dan apa saja sesuai dengan minat
dan gaya belajar. Dalam kondisi semacam ini, guru tidak lagi berperan sebagai
satu – satunya sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai desainer
pembelajaran. Seorang desainer pembelajaran di tuntut untuk dapat merancang
pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajat yang
sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.[8]
Dari beberapa uraian di atas dapat kita lihat bahwa sudah
selayaknya media tidak lagi dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk
mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru,
buku teks dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa). Oleh karena itu peranan
media sangat di perlukan dalam pembelajaran. Melalui media pembelajaran hal
yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi kongkret.
Menurut Kemp dan Dayton 91985) terdapat kontribusi yang sangat
penting penggunaan media dalam proses pembelajaran yaitu :[9]
1)
Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2)
Pengajaran bisa lebih menarik
3)
Pembelajaran menjadi lebih interaktid dengan di terapkannya teori belajar
dan prinsip – prinsip psikologis yang di terima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik dan penguatan.
4)
Lama waktu pengajaran yang di perlukan dapat di persingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan – pesan
dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan dapat diserap oleh siswa.
5)
Kualitas hasil belajar dapat di tingkatkan bilamana integrasi kata
dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen – elemen
pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
6)
Pengajaran dapat di berikan kapanpun dan dimanapun terutama jika
media pengajaran di rancang untuk penggunaan secara individu.
7)
Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat di tingkatkan.
8)
Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
b)
Difusi inovasi
Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang
terencana dengan tujuan untuk di adopsi.[10] Difusi
di artikan sebagai proses suatu inovasi di komunikasikan, di adopsi dan
dimanfaatkan oleh warga msyarakat tertentu. Melalui proses difusi tersebut
memungkinkan suatu inovasi di ketahui oleh banyak orang dan di komunikasikan
sehingga tersebar luas dan akhirnya digunakan masyarakat. Proses difusi
biasanya terjadi karena ada pihak – pihak yang menginginkannya, atau secara
sengaja merencanakan dan mengupayakannya. Dalam proses difusi inovasi kadang
kala membawa keberhasilan yang gemilang karena inovasi di terima baik oleh
masyarakat dan kadang kala mengalami kendala sehingga menghambat keberhasilan
dan bahkan kegagalan karena di tolak masyarakat.
Dalam konteks teknologi pembelajaran, inovasi mengacu kepada
pemanfaatan teknologi canggih, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat
keras (hardware) dalam proses pembelajaran. Tujuan aplikasi teknologi baru ini
adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, efektivitas dan efisiensi.
c)
Implementasi dan institusionalisasi
Implementasi dan institusionalisasi yaitu penggunaan bahan dan
strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan
institusionalisasi penggunaan yang rutin pelestarian dan inovasi pembelajaran
dalam suatu struktur atau budaya organisasi.[11]
Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan
dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi. Bidang implementasi
dan institusionalisasi yang didasarkan pada penelitian belum berkembang sebaik
bidang –bidang yang lain. Tujuan implementasi dan institusionalisasi adalah
menjamin penggunaan yang benar oleh individual dalam organisasi. Sedang tujuan
institusionalisasi adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur
kehidupan organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun
organisasi.
d)
Kebijakan dan regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat
yang mempengaruhi penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi pembelajaran.[12]
Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi.
Kebijakan dan regulasi biasanya di hambat oleh permasalahan etika dan ekonomi.
Misalnya hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk
teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer, maupun
teknologi terpadu atau teknologi multimedia.
2. Pengelolaan (Managing) Teknologi Pendidikan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui :
perencanaan, pengorganisasia, pengkoordinasian dan supervisi.
Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program
media dan pelayanan pemanfaatan media. Pembaruan perpustakaan dengan program
media membuahkan pusat dan ahli media sekolah.
Program – program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan
non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber – sumber teknologi
dalam kurikulum. Oleh karena itu kawasan pengelolaan meliputi :[13]
a)
Pengelolaan Proyek
Pengelolaan
proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan
pengembangan.[14]
Para pengelola proyek bertanggungjawab atas perencanaan, penjadwalan dan
pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis – jenis proyek lain. Peran
pengelola proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman proyek dan
memberi saran perubahan internal.
b)
Pengelolaan Sumber
Pengelolaan
sumber mencakup perencanaan pemantauan dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan
sumber.[15]
Pengelolaan sumber memiliki arti penting karena mengatur pengendalian akses.
Pengertian sumber dapat mencakup, personel keuangan, bahan baku, waktu,
fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi
yang telah di jelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan
justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari
pengelolaan sumber.
c)
Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan
sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian. “cara
bagaimana distribusi bahan pembelajaran di organisasikan”.. hal tersebut
merupakan suatu gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam
menyajikan informasi pembelajaran kepada peserta didik.[16]
Pengelolaan sitem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk
seperti persyaratan perangkat keras, lunak dan dukungan teknis terhadap
pengguna maupun operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalahan
proses seperti pedoman bagi desainer, instruktur, dan pelatih. Keputusan
pengelolaan penyampaian sering bergantung pada sistem pengelolaan sumber.
d)
Pengelolaan Informasi
Pengelolaan
informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan,
pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber
untuk kegiatan belajar.[17]
Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk mengadakan
revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pemanfaatan teknologi pendidikan meliputi empat hal :
a.
Pemanfaatan Media
b.
Difusi dan Inovasi
c.
Implementasi dan institusionalisasi
d.
Kebijakan dan regulasi
2.
Pengelolaan teknologi penddikan meliputi lima hal yaitu :
a.
Manajemen Proyek
b.
Manajemen Sumber
c.
Manajemen Sistem
d.
Manajemen Penyampaian
e.
Manajemen Informasi
DAFTAR
PUSTAKA
Seels, Barbara B dan Rita C. Richey. 1994. Intructional
TechAnology: The Definition and Domains of the Filed, Terj. Dra.Dewi S.
Prawiradilaga. Jakarta:UNJ.
Sadiman, Arief S. dkk. 2010.
Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta:RajaGrafindo
Persada.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
[1] Seels, Barbara B dan Rita C. Richey, Intructional TechAnology: The
Definition and Domains of the Filed, Terj. Dra.Dewi S. Prawiradilaga
(Jakarta:UNJ,1994), hlm 50.
[2] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition
and Domains of the Filed,..... hlm. 46.
[3] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya (Jakarta:RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 6.
[4] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya, ..... hlm 7.
[5] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya, .....hlm. 9.
[6]Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya, ..... hlm. 7-11.
[7] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2012), hlm.62.
[8] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, ..... hlm.62
[9] Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta: Rajagrafindo
Persada,1997),hlm.22-23.
[10] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.50 – 51.
[11]Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.51.
[12] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.51
[13] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.53.
[14] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.55.
[15]Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.55.
[16] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.56.
[17] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The
Definition and Domains of the Filed,..... hlm.56.
No comments:
Post a Comment