Tuesday, October 17, 2017

PEMANFAATAN (USING) DAN PENGELOLAAN (MANAGING) TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PEMANFAATAN (USING) DAN PENGELOLAAN (MANAGING) TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah
:
Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu
:
Mokh. Imron Rosyadi M.Pd

Description: C:\Users\Khizana\Downloads\download.jpg

Di Susun Oleh :
Khizanaturrochmah
2022115007
Tutut Irma Solikhah
2022115025
Rofiatul Istianah
2022115043
Saifurochim
2022115084

Kelas A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat – Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah – Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang pemanfaatan dan pengelolaan teknologi pendidikan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berhadap semoga makalah tentang pemanfaatan dan pengelolan teknologi pendidikan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekalongan, 13 September 2017



Penyusun Makalah


DAFTAR ISI






 

BAB I  PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai perangkat lunak berbentuk cara – cara yang sistematis dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Teknologi pembelajaran tumbuh dan berkembang dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan misalnya penggunaan peraltan, media dan sarana untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan yaitu media pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem untuk pendidikan.
Teknologi pembelajaran semakin memperhalus dan mempertajam kemampuannya dalam memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui nya lebih lanjut, penulis akan membahas mengenai “Pemanfatan dan pengelolaan Teknologi Pendidikan”.

B.  Rumusan Permasalahan

1.      Bagaimana pemanfaatan (Using) dalam Teknologi pendidikan?
2.      Bagaimana pengelolaan (Managing) dalam Teknologi pendidikan?

C.  Tujuan Penulisan makalah

1.      Untuk mendeskripsikan pemanfaatan (Using) dalam Teknologi pendidikan.
2.      Untuk mendeskripsikan pengelolaan (Managing) dalam Teknologi pendidikan.



BAB II PEMBAHASAN


1.   Pemanfaatan (Using) Teknologi Pendidikan

Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasaana pembelajaran. Pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.[1] Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang telibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggungjawab untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan belajar dan aktifitas yang spesifik, menyiapkan speserta didik agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar dan aktifitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegitan belajar, memberikan penilaian atau hasil yang di capai peserta didik, serta memasukkannya kedalam prosedur organisasi yang berkelanjutan. Adapun pemanfaatan menurut meliputi :[2]
a)      Pemanfaatan Media
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, contohnya buku, film, kaset, film bingkai dan lain sebagainya.[3]
Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya di anggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek dan alat – alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun karena terlalu memusatkan pada alat bantu visual yang dipakai kurang memperhatikan aspek desain, penggembangan pembelajaran, produksi dan evaluasi. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke – 20, alat visual untuk mengkonkretkan di lengkapi alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).[4]
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu visual sehinga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Pada tahun 1960 – 1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah laku ajaran B. F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong di ciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Media instruksional yang terkenal yang di hasilkan teori ini adalah teaching machine dan programmed instruction. [5]
Pada tahun 1965 – 1970, pendekatan sistem mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan ini mendorong di gunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran.[6]


Dahulu, ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum berkembang seperti sekarang, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat ini, proses pembelajaran biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran. Proses pembelajaran sangat bergantung pada guru sebagai sumber belajar. Tanpa adanya guru di dalam kelas sebagai sumber belajar tidak mungkin ada proses pembelajaran. Kehadiran guru di dalam kelas betul – betul menentukan adanya proses pembelajaran.[7]
Dewasa ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, siswa bisa belajar dimanapun, kapanpun dan apa saja sesuai dengan minat dan gaya belajar. Dalam kondisi semacam ini, guru tidak lagi berperan sebagai satu – satunya sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai desainer pembelajaran. Seorang desainer pembelajaran di tuntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajat yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.[8]
Dari beberapa uraian di atas dapat kita lihat bahwa sudah selayaknya media tidak lagi dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, buku teks dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa). Oleh karena itu peranan media sangat di perlukan dalam pembelajaran. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi kongkret.




Menurut Kemp dan Dayton 91985) terdapat kontribusi yang sangat penting penggunaan media dalam proses pembelajaran yaitu :[9]
1)      Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2)      Pengajaran bisa lebih menarik
3)      Pembelajaran menjadi lebih interaktid dengan di terapkannya teori belajar dan prinsip – prinsip psikologis yang di terima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4)      Lama waktu pengajaran yang di perlukan dapat di persingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan – pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan dapat diserap oleh siswa.
5)      Kualitas hasil belajar dapat di tingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen – elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
6)      Pengajaran dapat di berikan kapanpun dan dimanapun terutama jika media pengajaran di rancang untuk penggunaan secara individu.
7)      Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat di tingkatkan.
8)      Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

b)      Difusi inovasi
Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk di adopsi.[10] Difusi di artikan sebagai proses suatu inovasi di komunikasikan, di adopsi dan dimanfaatkan oleh warga msyarakat tertentu. Melalui proses difusi tersebut memungkinkan suatu inovasi di ketahui oleh banyak orang dan di komunikasikan sehingga tersebar luas dan akhirnya digunakan masyarakat. Proses difusi biasanya terjadi karena ada pihak – pihak yang menginginkannya, atau secara sengaja merencanakan dan mengupayakannya. Dalam proses difusi inovasi kadang kala membawa keberhasilan yang gemilang karena inovasi di terima baik oleh masyarakat dan kadang kala mengalami kendala sehingga menghambat keberhasilan dan bahkan kegagalan karena di tolak masyarakat.
Dalam konteks teknologi pembelajaran, inovasi mengacu kepada pemanfaatan teknologi canggih, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) dalam proses pembelajaran. Tujuan aplikasi teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, efektivitas dan efisiensi.

c)      Implementasi dan institusionalisasi
Implementasi dan institusionalisasi yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan institusionalisasi penggunaan yang rutin pelestarian dan inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.[11] Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi. Bidang implementasi dan institusionalisasi yang didasarkan pada penelitian belum berkembang sebaik bidang –bidang yang lain. Tujuan implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh individual dalam organisasi. Sedang tujuan institusionalisasi adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur kehidupan organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi.






d)     Kebijakan dan regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi pembelajaran.[12] Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya di hambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer, maupun teknologi terpadu atau teknologi multimedia.

2.  Pengelolaan (Managing) Teknologi Pendidikan

Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui : perencanaan, pengorganisasia, pengkoordinasian dan supervisi.
Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan pemanfaatan media. Pembaruan perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah.
Program – program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber – sumber teknologi dalam kurikulum. Oleh karena itu kawasan pengelolaan meliputi :[13]
a)      Pengelolaan  Proyek
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan.[14] Para pengelola proyek bertanggungjawab atas perencanaan, penjadwalan dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis – jenis proyek lain. Peran pengelola proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman proyek dan memberi saran perubahan internal.


b)      Pengelolaan  Sumber
Pengelolaan sumber mencakup perencanaan pemantauan dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber.[15] Pengelolaan sumber memiliki arti penting karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup, personel keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah di jelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.

c)      Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian. “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran di organisasikan”.. hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada peserta didik.[16] Pengelolaan sitem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk seperti persyaratan perangkat keras, lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalahan proses seperti pedoman bagi desainer, instruktur, dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering bergantung pada sistem pengelolaan sumber.

d)     Pengelolaan Informasi
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.[17] Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.


BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

1.      Pemanfaatan teknologi pendidikan meliputi empat hal :

a.       Pemanfaatan Media
b.      Difusi dan Inovasi
c.       Implementasi dan institusionalisasi
d.      Kebijakan dan regulasi
2.      Pengelolaan teknologi penddikan meliputi lima hal yaitu  :
a.       Manajemen Proyek
b.      Manajemen Sumber
c.       Manajemen Sistem
d.      Manajemen Penyampaian
e.       Manajemen Informasi


DAFTAR PUSTAKA


Seels, Barbara B dan Rita C. Richey. 1994. Intructional TechAnology: The Definition and Domains of the Filed, Terj. Dra.Dewi S. Prawiradilaga. Jakarta:UNJ.

Sadiman, Arief  S. dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.






[1] Seels, Barbara B dan Rita C. Richey, Intructional TechAnology: The Definition and Domains of the Filed, Terj. Dra.Dewi S. Prawiradilaga (Jakarta:UNJ,1994), hlm 50.
[2] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm. 46.
[3] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakarta:RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 6.
[4] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, ..... hlm 7.
[5] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, .....hlm. 9.
[6]Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, ..... hlm. 7-11.
[7] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2012), hlm.62.
[8] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, ..... hlm.62
[9] Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta: Rajagrafindo Persada,1997),hlm.22-23.
[10] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.50 – 51.
[11]Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.51.
[12] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.51
[13] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.53.
[14] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.55.
[15]Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.55.
[16] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.56.
[17] Seels, Barbara B dan Rita C.Richey, Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed,..... hlm.56.

No comments:

Post a Comment