PROSES
PENGORGANISASIAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
|
:
|
Manajemen Pendidikan
|
Dosen Pengampu
|
:
|
Nanang Hasan Susanto, M.Pd
|
Di Susun Oleh :
Kelompok 4
Khizanaturrochmah
|
2022115007
|
Novia Shofwatun Barokah
|
2022115010
|
Syukria
|
2022115066
|
Farhati Maulida
|
2022115067
|
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai
mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya atau sebagai mahluk yang suka bermasyarakat. Karena sifatnya
yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial.
Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulan
tersebut terbentuk dari satuan terkecil kelompok masyarakat yang lama
kelamaan tumbuh dan berkembang menjadi satuan terbesar dalam masyarakat. Sebuah
perkumpulan dalam masyarakat tersebut terjadi ketika individu satu samalainnya
memiliki kesepahaman yang sama akan satu pandangan. Salah satu contoh dari
perkumpulan tersebut adalah organisasi. Perkumpulan itu disebut organisasi
karena sebagai suatu kelompok orang dalam
suatu wadah untuk tujuan yang bersama.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk
kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk kepentingan
organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh organisasi, tetapi
manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk
mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan
organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang
menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negatif
tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai
konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan
perbedaan.
Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman,
status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda. Oleh karena
itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai pengorganisasian
dalam pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana tahapan pengorganisasian dalam pendidikan?
2.
Bagaimana struktur organisasi dalam pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mendeskripsikan tahapan pengorganisasian dalam pendidikan
2.
Untuk mendeskripsikan struktur organisasi dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tahapan Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah fungsi manajemen dan suatu proses yang dinamis. Pengorganisasian dapat
diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan
tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan
departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan.[1]
Pengorganisasian (Organizing)
merupakan salah satu fungsi dari proses manajemen, dalam hal mendeterminasi
bagaimana problem-problem dicegah timbulnya, atau diselesaikan dalam upaya
menguraikan konflik-konflik yang tidak dapat dihindari dalam situasi, di mana
orang-orang bekerja sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan tertentu.[2]
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum
yang berarti alat. Sedangkan organize (bahasa inggris) berarti
“mengorganisasikan” yang menunjukan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu.
“ Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu. [3]
Organizing berasal dari kata organize
yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan
sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan
terhadap keseluruhannya. Organisasi diartikan menggambarkan pola-pola, skema,
bagan yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan karyawan,
hubungan-hubungan yang ada, dan lain sebagainya. Organisasi hanya merupakan
“alat” dan “wadah” tempat manajer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.[4]
Gibson, Ivancevich, dan Donnelly
(1996:6) mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat
dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri.” Stephen P. Robbins (1994:4) mendefinisikan organisasi:
“kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relative dapat didentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.” [5]
James D. Mooney, mengatakan.”organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”, sedang chester I.
Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu sistem dari pada aktivitas
kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih.
Beberapa
penulis mengemukakan bahwa ada tiga ciri dari suatu organisasi yaitu:
a. Adanya sekelompok orang-orang,
b. Antar hubungan terjadi dalam suatu
kerja sama yang harmonis,
c. Kerja sama didasarkan atas hak kewajiban masing-masing
orang untuk memperoleh tanggung jawab dan untuk mencapai tujuan.
Dengan ketiga ciri yang dikemukakan, jelas apa yang dapat dimasukkan
kedalam pengertian organisasi dan apa yang tidak dapat dimasukkan didalamnya. Dari penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa organisasi itu bisa didevinisikan sebagai berikut:
1) Orgaisasi
dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja samauntuk mencapai suatu
atau berbagai macam tujuan tertentu.
2) Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah
gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang
yang terdapatdalam rangka usaha mencapai sesuatu tujuan. [6]
Pengorganisasian di perlukan tahapan
– tahapan sebagai berikut:
1. Penentuan
dan penelitian kegiatan – kegiatan yang di perlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2. Pengklasifikasian
kegiatan – kegiatan organisasi atau perusahaan.
3. Pembagian
tugas kepada setiap kelompok yang telah di tentukan sesuai dengan keahliannya.[7]
Ernest Dale
dalam Stoner James, A.F (1988) menguraikan proses pengorganisasian sebagai
suatu proses multilangkah dan terpadu dan menggariskan langkah – langkah
berikut :
1.
Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi.
2.
Pembagian kerja kedalam aktivitas – aktivitas yang secara logis
dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk itu, setiap orang
akan di bebani tugas sesuai kualifikasinya (keahlian) dan mendapatkan beban
kerja yag sama dengan rekan kerja dalam spesifikasi yang sama.
3.
Mengelompokkan aktivitas – aktivitas yang sama secara logis menjadi
departemen – departemen dan menyusun skema kerja sama antar departemen.
4.
Menetapkan mekanisme (aturan main) untuk mengkoordinasikan
pekerjaan anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis.
5.
Membantu efektivitas organisasi dan mengambil langkah – langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Gambar Proses Pengorganisasian
: [8]
Perincian pekerjaan
|
Pembagian pekerjaan
|
Departementalisasi
|
Koordinasi Pekerjaan
|
Monitoring dan reorganisasi
|
B.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan
komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Selain daripada itu struktur organisasi juga memperlihatkan arus interaksi
dalam organisasi itu siapa yang memutuskan apa, siapa yang memerintah, siapa
yang menjawab, dan siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan.
Struktur organisasi pada umumnya kemudian
digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi
adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar
tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan
dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis. Menurut Terry,
manusia merupakan unsur yang terpenting dalam pengorganisasian.
1.
Pengorganisasian
Pendidikan Agama Islam
Dalam hubungannya dengan pendidikan Agama,
pengorganisasian pendidikan agama telah diatur dalam Peraturan Pemerintah no.
55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Pada pasal 1
ayat 12 yang menyelenggarakan pendidikan agama dan keagamaan adalah menteri
agama. Direktorat Jendral Pendidikan Islam adalah salah satu direktorat jendral
yang ada di Departemen Agama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2005
tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 2005 yang tadinya bernama “Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam”.
Perubahan nama ini menegaskan bahwa tugas pokok
direktorat jendral ini adalah “Pengembangan Aspek-aspek substansi kependidikan
Islam”.
Direktorat ini mempunyai 10 program kerja yaitu
:
1.
Pendidikan anak
usia dini untuk RA/TA, TPA dan TPQ
2.
Wajib Belajar Pendidikan
Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
3.
Pendidikan
Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya
4.
Pendidikan
agama dan keagamaan untuk penyelenggaraan pendidikan agama di
sekolah
5.
Wajib Belajar
Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
6.
Pendidikan anak
usia dini untuk RA/TA, TPA dan TPQ
7.
Pendidikan
Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya.
8.
Pendidikan
Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya.
9.
Pendidikan
agama dan keagamaan untuk penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah
10.
Wajib Belajar
Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
2.
Komponen
Direktorat Pendidikan Madrasah
Direktorat Pendidikan Madrasah terdiri dari :
1.
Subdirektorat
Kurikulum dan Evaluasi;
2.
Subdirektorat
Ketenagaan;
3.
Subdirektorat
Bantuan dan Beasiswa;
4.
Subdirektorat
Kelembagaan dan Kerjasama;
5.
Subdirektorat
Kesiswaan;
6.
Subbag Tata
Usaha.[9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengorganisasian
adalah fungsi manajemen dan suatu proses yang dinamis. Pengorganisasian dapat diartikan
penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas
dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan
departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan
Pengorganisasian di perlukan tahapan
– tahapan sebagai berikut:
1. Penentuan
dan penelitian kegiatan – kegiatan yang di perlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2. Pengklasifikasian
kegiatan – kegiatan organisasi atau perusahaan.
3. Pembagian
tugas kepada setiap kelompok yang telah di tentukan sesuai dengan keahliannya
Struktur organisasi pada umumnya kemudian
digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi
adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar
tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan
dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis.
B.
Saran
Setelah pemaparan singkat makalah
ini, penulis berharap ada satu peningkatan ilmu dan wawasan kita terkait dengan
pengertian organisasi terutama dalam berkiatan dengan tugas dan fungsi kita
sebagai manager dalam pengorganisasian pendidikan di sekolah – sekolah, dengan
harapan pendidikan yang kita kelola semakin bagus dalam berbagai hal.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini
jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran yang konstruktif dari teman – teman
dan dosen pembimbing sangatlah berarti untuk pemyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Imamul dan Giana Hadi Wagiana. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk kelas
XII Sekolah Mengengah Atas/MA Program IPS. Bandung : Pt Setia Purna Inues.
Hasibuan,H.
Malayu S.P. 2007. Manajemen (Dasar,
Pengertian, dan Masalah). Jakarta: Bumi Aksara.
Herujito,
Yayat M. 2001. Dasar – Dasar Manajemen. Bogor: PT Grasindo.
Hidayati, Ara dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan
Pendidikan. Bandung:Pustaka Educa.
Manullang, M.
1983. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tilaar, H.A.R. 2004. Manajemen Pendidikan
Nasional. Bandung: Rosdakarya.
Tim Dosen
Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Winardi, J.
2009. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
[1] H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan
Masalah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 118.
[2] J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 59.
[5] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia, Manajemen Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 69.
[7]
Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana, Membuka cakrawala Ekonomi untuk kelas XII
Sekolah Mengengah Atas/MA Program IPS (Bandung : Pt Setia Purna
Inues,2007), hlm.71.
[8] Yayat
M. Herujito ,Dasar – Dasar Manajemen,(Bogor: PT Grasindo, 2001), hlm.126
– 128.
No comments:
Post a Comment