Tuesday, October 17, 2017

PROSES PENGORGANISASIAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

PROSES PENGORGANISASIAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
:
Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu
:
Nanang Hasan Susanto, M.Pd
Di Susun Oleh :
Kelompok 4
Khizanaturrochmah
2022115007
Novia Shofwatun Barokah
2022115010
Syukria
2022115066
Farhati Maulida
2022115067

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya atau sebagai mahluk yang suka bermasyarakat. Karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial. Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulan tersebut terbentuk dari satuan terkecil kelompok masyarakat yang lama kelamaan tumbuh dan berkembang menjadi satuan terbesar dalam masyarakat. Sebuah perkumpulan dalam masyarakat tersebut terjadi ketika individu satu samalainnya memiliki kesepahaman yang sama akan satu pandangan. Salah satu contoh dari perkumpulan tersebut adalah organisasi. Perkumpulan itu disebut organisasi karena sebagai suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk  tujuan yang bersama.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh organisasi, tetapi manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negatif tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan.

Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai pengorganisasian dalam pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tahapan pengorganisasian dalam pendidikan?
2.      Bagaimana struktur organisasi dalam pendidikan?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mendeskripsikan tahapan pengorganisasian dalam pendidikan
2.      Untuk mendeskripsikan struktur organisasi dalam pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tahapan Pengorganisasian
            Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan suatu proses yang dinamis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan.[1]
Pengorganisasian (Organizing) merupakan salah satu fungsi dari proses manajemen, dalam hal mendeterminasi bagaimana problem-problem dicegah timbulnya, atau diselesaikan dalam upaya menguraikan konflik-konflik yang tidak dapat dihindari dalam situasi, di mana orang-orang bekerja sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan tertentu.[2]
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat. Sedangkan organize (bahasa inggris) berarti “mengorganisasikan” yang menunjukan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. “ Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu. [3]
Organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya. Organisasi diartikan menggambarkan pola-pola, skema, bagan yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan-hubungan yang ada, dan lain sebagainya. Organisasi hanya merupakan “alat” dan “wadah” tempat manajer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[4]   
Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996:6) mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.” Stephen P. Robbins (1994:4) mendefinisikan organisasi: “kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat didentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.” [5]
James D. Mooney, mengatakan.”organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”, sedang chester I. Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu sistem dari pada aktivitas kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih.
Beberapa penulis mengemukakan bahwa ada tiga ciri dari suatu organisasi yaitu:
a.       Adanya sekelompok orang-orang,
b.       Antar hubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang harmonis,
c.       Kerja sama didasarkan atas hak kewajiban masing-masing orang untuk memperoleh tanggung jawab dan untuk mencapai tujuan.
Dengan ketiga ciri yang dikemukakan, jelas apa yang dapat dimasukkan kedalam pengertian organisasi dan apa yang tidak dapat dimasukkan didalamnya. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu bisa didevinisikan sebagai berikut:
1)      Orgaisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja samauntuk mencapai suatu atau berbagai macam tujuan tertentu.
2)      Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapatdalam rangka usaha mencapai sesuatu tujuan. [6]

Pengorganisasian di perlukan tahapan – tahapan sebagai berikut:
1.      Penentuan dan penelitian kegiatan – kegiatan yang di perlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.      Pengklasifikasian kegiatan – kegiatan organisasi atau perusahaan.
3.      Pembagian tugas kepada setiap kelompok yang telah di tentukan sesuai dengan keahliannya.[7]

Ernest Dale dalam Stoner James, A.F (1988) menguraikan proses pengorganisasian sebagai suatu proses multilangkah dan terpadu dan menggariskan langkah – langkah berikut :
1.      Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Pembagian kerja kedalam aktivitas – aktivitas yang secara logis dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk itu, setiap orang akan di bebani tugas sesuai kualifikasinya (keahlian) dan mendapatkan beban kerja yag sama dengan rekan kerja dalam spesifikasi yang sama.
3.      Mengelompokkan aktivitas – aktivitas yang sama secara logis menjadi departemen – departemen dan menyusun skema kerja sama antar departemen.
4.      Menetapkan mekanisme (aturan main) untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis.
5.      Membantu efektivitas organisasi dan mengambil langkah – langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

Gambar Proses Pengorganisasian : [8]
Perincian pekerjaan
Pembagian pekerjaan

Departementalisasi

Koordinasi Pekerjaan

Monitoring dan reorganisasi

B.     Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga memperlihatkan arus interaksi dalam organisasi itu siapa yang memutuskan apa, siapa yang memerintah, siapa yang menjawab, dan siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan.
Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis. Menurut Terry, manusia merupakan unsur yang terpenting dalam pengorganisasian.
1.      Pengorganisasian Pendidikan Agama Islam
Dalam hubungannya dengan pendidikan Agama, pengorganisasian pendidikan agama telah diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Pada pasal 1 ayat 12 yang menyelenggarakan pendidikan agama dan keagamaan adalah menteri agama. Direktorat Jendral Pendidikan Islam adalah salah satu direktorat jendral yang ada di Departemen Agama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2005 tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 2005 yang tadinya bernama “Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam”.
Perubahan nama ini menegaskan bahwa tugas pokok direktorat jendral ini adalah “Pengembangan Aspek-aspek substansi kependidikan Islam”.
Direktorat ini mempunyai 10 program kerja yaitu :
1.      Pendidikan anak usia dini untuk RA/TA, TPA dan TPQ
2.      Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
3.      Pendidikan Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya
4.      Pendidikan agama dan keagamaan untuk penyelenggaraan pendidikan agama di    sekolah
5.      Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
6.      Pendidikan anak usia dini untuk RA/TA, TPA dan TPQ
7.      Pendidikan Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya.
8.      Pendidikan Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya.
9.      Pendidikan agama dan keagamaan untuk penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah
10.  Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
2.      Komponen Direktorat Pendidikan Madrasah
Direktorat Pendidikan Madrasah terdiri dari :
1.      Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi;
2.      Subdirektorat Ketenagaan;
3.      Subdirektorat Bantuan dan Beasiswa;
4.      Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama;
5.      Subdirektorat Kesiswaan;
6.      Subbag Tata Usaha.[9]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan suatu proses yang dinamis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan
Pengorganisasian di perlukan tahapan – tahapan sebagai berikut:
1.      Penentuan dan penelitian kegiatan – kegiatan yang di perlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.      Pengklasifikasian kegiatan – kegiatan organisasi atau perusahaan.
3.      Pembagian tugas kepada setiap kelompok yang telah di tentukan sesuai dengan keahliannya
Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis.
B.     Saran
Setelah pemaparan singkat makalah ini, penulis berharap ada satu peningkatan ilmu dan wawasan kita terkait dengan pengertian organisasi terutama dalam berkiatan dengan tugas dan fungsi kita sebagai manager dalam pengorganisasian pendidikan di sekolah – sekolah, dengan harapan pendidikan yang kita kelola semakin bagus dalam berbagai hal.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran yang konstruktif dari teman – teman dan dosen pembimbing sangatlah berarti untuk pemyempurnaan makalah ini.






DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Imamul dan Giana Hadi Wagiana. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk kelas XII Sekolah Mengengah Atas/MA Program IPS. Bandung : Pt Setia Purna Inues.

Hasibuan,H. Malayu S.P. 2007.  Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah). Jakarta: Bumi Aksara.

Herujito, Yayat M. 2001. Dasar – Dasar Manajemen. Bogor: PT Grasindo.

Hidayati, Ara dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan. Bandung:Pustaka Educa.

Manullang, M. 1983. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. 

Tilaar, H.A.R. 2004. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.  Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Winardi, J. 2009. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.




[1] H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 118. 
[2] J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 59.
[3] Ara Hidayati, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung:Pustaka Educa, 2010), hlm 63.
[4] H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah),....., hlm. 118.
[5] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,  Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 69.
[6] M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983),  hlm. 67-68. 
[7] Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana, Membuka cakrawala Ekonomi untuk kelas XII Sekolah Mengengah Atas/MA Program IPS (Bandung : Pt Setia Purna Inues,2007), hlm.71.
[8] Yayat M. Herujito ,Dasar – Dasar Manajemen,(Bogor: PT Grasindo, 2001), hlm.126 – 128.
[9] H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Bandung: Rosdakarya, 2004), hlm. 50.