Ilmu adalah gambaran
tentang sesuatu, entah itu benar atau salah. Tasawur adalah pengetahuan tentang
makna tunggal. Tashqid adalah mengetahui hukum yang menetap pada sesuatu. Qoul
Syarih adalah sesuatu untuk mengetahui tasawur atau tasdiq. Hujjah adalah
sesuatu untuk mengetahui tasdiq (silogisme). Dallalah adalah memahami sesuatu
dari sesuatu yang lain.
Ilmu yang tidak
membutuhkan pemikiran disebut dhoruri. Sedangkan ilmu yang membutuhkan adanya
pemikiran disebut nadhori. Contoh tasawur dhoruri yaitu rasa lapar, manis.
Contoh tasawur nadhori yaitu mengetahui kebangkitan manusia. Contoh tashdiq
dhoruri yaitu langit itu diatas kita, api itu panas. Sedangkan tashdiq nadhori
contohnya adalah alam itu ada yang mewujudkan.
Ilmu hadis artinya baru,
maksudnya sesuatu yang asalnya tidak ada kemudian ada.
Dallalah artinya
memahami sesuatu dari sesuatu yang lain (فَهْمٌ اَمْرٍ مِنْ
اَمْرٍ). Sesuatu yang pertama disebut al
madlul (مَدْلُوْل)(yang
ditunjuk, diterangkan atau diberi dalil). Dan sesuatu yang kedua disebut al
dall (دال)(petunjuk atau yang
memberi dalil).
Contoh : Adanya pak
mujib di mushola (madlul) dari suaranya (dall).
Dari segi dalnya, Pembagian dalalah ada dua :
1. Dallalah ghairu lafdziyah (bukan suara)( دَلَالة
غَيْرُ لَفْظِيَة)
Dallalah yang dallnya bukan berupa kata – kata
atau suara.
a) ‘Aqliyyah atau Thab’iyyah (kebiasaan)( عَادِيَة\طَبْعِيَّة)
Dallalah yang dibentuk secara alami atau
kebiasaan. Contoh : Wajah yang memerah ketika masuk kelas, menandakan
malu.Merahnya wajah menandakan malu (حُمْرَةِ الوَجْهِ)
b) Aqliyah (akal) (عَقْلِيَّة)
Dallalah yang dibentuk akal. Contoh :
tertutupnya kamar dari dalam menandakan ada orang didalamnya.
c) Wad’iyyah (penetapan atau istilah) (وَضْعِيَّة)
Dallalah yang dallnya berupa sesuatu yang sudah
baku sehingga dapat dipahami suatu arti tertentu. Contoh : Lampu lalu lintas,
warna merah menandakan berhenti dsb.
2. Dalalah lafdziyah (suara) (دَلَالة
لَفْظِيَة)
Dalalah yang dallnya berupa kata – kata atau
suara atau lafad.
a) ‘Adiyyah atau Thab’iyyah (kebiasaan) (عَادِيَة\طَبْعِيَّة)
Dallalah yang dibentuk secara alami atau
kebiasaan. Contoh ada suara dari perut, maka biasanya lapar.
b) Aqliyah (akal) (عَقْلِيَّة)
Dallalah yang dibentuk akal. Contoh : adanya
suara dibalik tembok menunjukkan adanya orang disana.
c) Wad’iyyah (penetapan atau istilah) (وَضْعِيَّة)
Dallalah yang diletakkan atau diistilahkan oleh
manusia.
3. Dalalah lafdziyah Wad’iyyah
a) Muthobaqoh (مُطَابَقَة)
Adalah menunjukkan lafad pada makna yang sesuai
atau makna hakikatnya atau makna yang cocok. Menunjukkan makna tersurat.
Contoh :
الإنسان =
حَيَوَان نَاطق
Sholat adalah perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan
salam.
b) Tadhommun (تَضَمُّنْ)
Adalah menunjukkan lafad pada sebagian makna
yang terkandung dari makna hakikatnya. Menunjukkan makna termuat.
الإنسان =
حيوان ناطق
Artinya
hanya menunjukkan hayawan atau natiq saja. Salah satu dari itu.
Contoh
kedua:
Ruku atau sujud merupakan dalalah wadiyyah
tadhommun, karena menunjukkan bagian dari makna sholat.
c) Iltizam (إِلْتِزَمْ)
Adalah menunjukkannya lafad pada makna diluar
makna hakikatnya tapi makna tersebut menetap pada lafad tersebut. Menunjukkan
makna tersirat.
Contoh :
الإنْسَانْ
= قَبُوْلْ العِلْمُ
Menerima ilmu : keluar dari hakikat al insan
tapi melekat pada al insan.
Contoh kedua :
Khusyu : Keluar dari makna hakikat sholat tapi
melekat pada sholat
No comments:
Post a Comment