Saturday, April 8, 2017

Ilmu Hadis dan Dalalah


Ilmu adalah gambaran tentang sesuatu, entah itu benar atau salah. Tasawur adalah pengetahuan tentang makna tunggal. Tashqid adalah mengetahui hukum yang menetap pada sesuatu. Qoul Syarih adalah sesuatu untuk mengetahui tasawur atau tasdiq. Hujjah adalah sesuatu untuk mengetahui tasdiq (silogisme). Dallalah adalah memahami sesuatu dari sesuatu yang lain.
Ilmu yang tidak membutuhkan pemikiran disebut dhoruri. Sedangkan ilmu yang membutuhkan adanya pemikiran disebut nadhori. Contoh tasawur dhoruri yaitu rasa lapar, manis. Contoh tasawur nadhori yaitu mengetahui kebangkitan manusia. Contoh tashdiq dhoruri yaitu langit itu diatas kita, api itu panas. Sedangkan tashdiq nadhori contohnya adalah alam itu ada yang mewujudkan. 
Ilmu hadis artinya baru, maksudnya sesuatu yang asalnya tidak ada kemudian ada.
Dallalah artinya memahami sesuatu dari sesuatu yang lain (فَهْمٌ اَمْرٍ مِنْ اَمْرٍ). Sesuatu yang pertama disebut al madlul (مَدْلُوْل)(yang ditunjuk, diterangkan atau diberi dalil). Dan sesuatu yang kedua disebut al dall (دال)(petunjuk atau yang memberi dalil).
Contoh : Adanya pak mujib di mushola (madlul) dari suaranya (dall).
Dari segi dalnya, Pembagian dalalah ada dua :
1. Dallalah ghairu lafdziyah (bukan suara)( دَلَالة غَيْرُ لَفْظِيَة)
Dallalah yang dallnya bukan berupa kata – kata atau suara.
a) ‘Aqliyyah atau Thab’iyyah (kebiasaan)( عَادِيَة\طَبْعِيَّة)
Dallalah yang dibentuk secara alami atau kebiasaan. Contoh : Wajah yang memerah ketika masuk kelas, menandakan malu.Merahnya wajah menandakan malu (حُمْرَةِ الوَجْهِ)
b) Aqliyah (akal) (عَقْلِيَّة)
Dallalah yang dibentuk akal. Contoh : tertutupnya kamar dari dalam menandakan ada orang didalamnya.
c) Wad’iyyah (penetapan atau istilah) (وَضْعِيَّة)
Dallalah yang dallnya berupa sesuatu yang sudah baku sehingga dapat dipahami suatu arti tertentu. Contoh : Lampu lalu lintas, warna merah menandakan berhenti dsb.
2. Dalalah lafdziyah (suara) (دَلَالة لَفْظِيَة)
Dalalah yang dallnya berupa kata – kata atau suara atau lafad.
a) ‘Adiyyah atau Thab’iyyah (kebiasaan) (عَادِيَة\طَبْعِيَّة)
Dallalah yang dibentuk secara alami atau kebiasaan. Contoh ada suara dari perut, maka biasanya lapar.
b) Aqliyah (akal) (عَقْلِيَّة)
Dallalah yang dibentuk akal. Contoh : adanya suara dibalik tembok menunjukkan adanya orang disana.
c) Wad’iyyah (penetapan atau istilah) (وَضْعِيَّة)
Dallalah yang diletakkan atau diistilahkan oleh manusia.
3. Dalalah lafdziyah Wad’iyyah
a) Muthobaqoh (مُطَابَقَة)
Adalah menunjukkan lafad pada makna yang sesuai atau makna hakikatnya atau makna yang cocok. Menunjukkan makna tersurat.
Contoh :
الإنسان = حَيَوَان نَاطق
     Sholat adalah perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
     salam.
b) Tadhommun (تَضَمُّنْ)
Adalah menunjukkan lafad pada sebagian makna yang terkandung dari makna hakikatnya. Menunjukkan makna termuat.
الإنسان = حيوان   ناطق
Artinya hanya menunjukkan hayawan atau natiq saja. Salah satu dari itu.
Contoh kedua:
Ruku atau sujud merupakan dalalah wadiyyah tadhommun, karena menunjukkan bagian dari makna sholat.
c) Iltizam (إِلْتِزَمْ)
Adalah menunjukkannya lafad pada makna diluar makna hakikatnya tapi makna tersebut menetap pada lafad tersebut. Menunjukkan makna tersirat.
Contoh :
الإنْسَانْ = قَبُوْلْ العِلْمُ
Menerima ilmu : keluar dari hakikat al insan tapi melekat pada al insan.
Contoh kedua :

Khusyu : Keluar dari makna hakikat sholat tapi melekat pada sholat

No comments:

Post a Comment