A.
Struktur Hati
Secara fisik, hati adalah segumpal daging yang berbentuk bundar
memanjang, terletak pada tepi kiri dada. Didalamnya terdapat lubang-lubang yang
terisi darah hitam. Ia merupakan sumber dan tambang nyawa. Sedangkan secara
psikis hati adalah sesuatu yang halus yang berasal dari alam ketuhanan. Dia lah
yang merasa mengetahui dan mengenal segala hal serta diberi beban, disiksa
dicaci dan sebagainya.
Secara fisik, hati memiliki struktur yang kompleks, dimana semuanya
terhubung dengan syaraf-syaraf seluruh tubuh, dan syaraf-syaraf itu pula yang
menggerakkan segala aktivitas tubuh manusia.
Dalam bentuk psikis, Hakim At-Tirmidzi sorang ulama tasawuf
memberikan penjelasan yang gamblang, hati terdiri dari 4 bagian yang
masing-masing diberi nama : Shadr, Qalb, Fu’ad dan Lubb.
Pertama, Shadr adalah tempat bersemayamnya cahaya iman: tenang,
cinta, rela, yakin, takut, berharap, sabar, merasa cukup kepada Tuhan. Shadr,
juga merupakan tempat rasa dendam, dengki dan perbuatan jahat lainnya. Shadr,
memiliki kemampuan menerima informasi, oleh karenanya ia merupakan tempat
pembelajaran.
Kedua, Qalb adalah tempat bersemayamnya niat dan ilmu. Segala
sesuatu yang keluar dan masuk dalam diri manusia berasal dari qalb. Niatan
menghasilkan tindakan. Tindakan berasal dari pengetahuan oleh krnanya semua
tindakan seseorang, hasilnya akan dirasakan qalb.
Ketiga, Fu’ad adalah tempat terpancarnya cahaya penglihatan,
seseoarng dapat membedakan antara benar dan salah. Fu’ad adalah penglihatan
akan sesuatu yang secara mendalam, tapi kerja bagian ini membutuhkan bantuan
qalb. Seseorang melihat dengan fu’ad dan mengetahui dengan qalb. Jika keduanya
bersatu, maka jelaslah perkara apapun yang dilihatnya.
Keempat, Lubb adalah tempa bersmayamnya cahaya ketuhanan.
Kepercayaan dan keyakinan terletak dalam bagian yang satu ini.
Masing-masing
struktur memiliki bahan dasar yang kompleks pula. Bahan dasar itu senantiasa
mensifati kinerja hati dalam tingkatannya masing-masing. Bahan dasar itu adalah
sebagai berikut:
Shadr :
Amarah (mengajak perbuatan yang jahat dan dosa. Tapi jika ditepatkan pada
posisi yang benar, maka akan menjadi baik).Qalb :
Mulhimah (mengajak pada kebaikan, tapi kadang-kadang mengajak pada kejelekan). Fu’ad
: Lawwamah (mengajak pada kebaikan tapi tidak mampu mencegah
kejahatan). Lubb : Mutmainah (nafsu yg tnang, senantiasa mgjak pd kbaikn)
B.
Fungsi Hati
Hati mrupakan salah satu fungsi rohani yg dpt menentukan sifat baik
& buruk seseorang, sebagaimana salah satu hadits yg menyatakn :
Ketahuilah, bahwa dlm jasad ada segumpal daging yg apabila baik, mk
baiklah seluruh jasad itu. Dan apabila buruk, mk buruk lah semua jasad.
Ketehaulilah ( bahwa yang dimaksud) adl hati.
Karena pengaruh hati, seseorang dapat menjadi hamba yang sangat
taat kepada Tuhan. Tetapi sebaliknya, karena pengaruh hati juga, hamba dapat
menjadi hina bagaikan binatang buas. Begitu pentingnya fungsi hati dalam diri
seseorang, maka al-Tirmizi menyebutnya sebagai pusat emosi (perasaan) dan
pengenalan. Hati dapat mempengaruhi fungsi-fungsi kejiwaan yang lain, tapi ia
juga dapat dipengaruhi oleh nafsu sebagai bawaan biologis, maka Sufi selalu
mendidiknya dengan berbagai ibadah dan amalan-amalan sunah serta berdzikir,
sehingga hati dapat memiliki kekuatan yang tidak bisa dipengaruhi oleh nafsu,
tetapi sebaliknya ia dapat mempengaruhinya. Karena nafsu yang berpusat diperut,
memiliki hubungan langsung dengan salah satu bagian dalam hati, maka dengan
sendirinya ia lebih gampang mempengaruhi hati yang tidak kuat. Al-Tustari
mengatakan, hati memiliki dua ruang: yaitu ruang sebelah kanan terdapat akal
jernih, yang disebut albab yang dapat memberikan pertimbangan luhur kepada hati. Dan sebelah
kiri terdapat ruang akal buruk, yang sering memberikan pertimbangan buruk pada
hati. Dalam pandangan kaum Sufi, bahwa dalam hati terdapat empat macam cahaya
kebenaran: yaitu cahaya islam, yang bersumber dari dada. Cahaya iman, yang
bersumber dari hati. Cahaya Ma’rifat (pengenalan
batin), yang bersumber dari inti sari hati. Dan cahaya tauhid yang bersumber
dari akal jernih. Bagi hamba yang selalu mengasah dan menjernihkan hatinya,
maka keempat macam cahaya tersebut, selalu mempengaruhi panca indera untuk
melakukan perbuatan baik. Lalu manusia selalu mensyukuri nikmat Allah, selalu
bersabar dalam menghadapi cobaan-Nya, karena ada dorongan cahaya islam dalam
dadanya. Manusia selalu menjaga dirinya dari segala macam perbuatan buruk,
karena ada cahaya iman dalam hatinya. Ia selalu ingin mendekati Tuhan-Nya
dengan berzikir dan bertafakkur, karena ada cahaya ma’rifat dalam inti sari
hatinya. Serta manusia belum merasa cukup dengan mendekati Tuhannya, tetapi
harus selalu menjaga ingatannya, jangan sampai terlepas dari ingatan terhadap
keesaan Allah, karena ada cahaya tauhid dalam akal sempurnanya. Inilah yang
disebut oleh al-jili sebagai sikap dan perilaku wali utama (al-walayatu
al-kubra).
C.
Penyakit Hati
dan Terapinya
Penyakit hati menimbulkan gangguan psikologis, dan gangguan
psikologis berpengaruh pada kesehatan fisik. Contoh penyakit hati adalah
dengki, iri hati, dan dendam pada orang lain. Dendam adalah rasa marah yang
kita simpan dalam hati kita sehingga menggerogoti hati kita. Akibat dari
dendam, kita akan mengalami stress berkepanjangan. Adapun akibat dari iri hati
adalah hilangnya rasa tentram. Orang yang iri hati tidak bisa menikmati
kehidupan yang normal karena hatinya tidak pernah bisa tenang sebelum melihat
orang lain mengalami kesulitan. Dia melakukan berbagai hal untuk memuaskan iri
hatinya. Jika ia gagal, ia akan jatuh frustasi. Imam Ali berkata “Tidak
ada orang dzalim yang mengdzlimi orang lain sambil sekaligus mendzalimi dirinya
sendiri, selain orang yang dengki.” Selain
mnyakiti orang lain, orng yg dengki juga akn meyakiti dirinya sendiri.
Terapi hati
Frued memberikan analisis terapi berdasarkan tiga hal:
1. Mendengarkan dengan teliti pengakuan segala macam pengalaman
hidup yang terpendam dalam hati pasien, sebagai indikasi terjadinya konflik
batin pada dirinya.
2. Memasang kode-kode atau isyarat-isyarat yang dapat memancing
terungkapnya pengakuan hidup secara jujur oleh fase, agar dokter dapat
menemukan indikasi dari apa yang terdapat dalam hatinya.
3. Memberikan
tafsiran tentang gambar atau simbol mengenai sesuatu yang sering dilihat oleh
pasien dalam mimpinya, krn hal tersebut mrupakn suatu gambaran dri tkanan batin
yg dialaminya.
Metode terapi yang dilakukan oleh psikiater, pada dasarnya dapat
dibagi menjadi dua macam:
1. Metode terapi tradisional yaitu berusaha mempengaruhi pasien
agar dapat melupakan masa lalunya, kemudian memberikan bimbingan kejiwaan
padanya. Adakalanya metode ini memandikan pasien dengan air yang telah dicampur
dengan ramuan obat-obatan tradisional.
2. Metode terapi insight (al-istibsar) yaitu pengobatan yang
berdasarkan atas kaidah-kaidah yang merangsang untuk mengingat kembali suasana
baik yang telah dialami oleh pasien. Pengobatan ini, dimulai dengan proses
konsultasi dengan dokter untuk mengosongkan emosional pasien. Lalu diisi dengan
semangat baru dan adakalanya diberi dengan obat-obatan. Metode ini bertujuan
untuk mengubah secara mendasar dinamika kehidupan pribadi penderitaan yang
tidak normal, menjadi kehidupan yang lebih damai dengan keserasian antara
dirinya dengan orang lain dan lingkungan hidupnya.